23 Sep 2023

Dies Natalis ke-38 Poltek Nuklir: Sinergitas Pendidikan, Riset, dan Inovasi Untuk Indonesia Maju

Yogyakarta – Humas BRIN. Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merayakan puncak Dies Natalis ke-38 pada Jumat (22/9). Mengusung tema “Sinergitas Pendidikan, Riset, dan Inovasi untuk Indonesia Maju”, perayaan hari jadi Poltek Nuklir kali ini dilaksanakan dengan kegiatan untuk menanamkan nilai akademik, ilmiah dan inovasi.

“Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program Sarjana Terapan/pendidikan vokasi di bidang teknologi nuklir, Poltek Nuklir terbukti telah menghasilkan ribuan lulusan yang berperan dalam berbagai bidang,” ungkap Edy Giri Rachman Putra, Deputi Sumber Daya Manusia dan IPTEK BRIN yang dalam hal ini mewakili Kepala BRIN.

Adapun bidang-bidang yang dimaksud antara lain adalah sebagai peneliti, perekayasa, pengembang teknologi nuklir, pengawas radiasi, maupun petugas proteksi radiasi di industri pertambangan, manufaktur, makanan, perusahaan layanan teknis dan inspeksi; perusahaan penyedia bahan dan peralatan/instrumentasi nuklir/radiasi, nuclear training & certification provider, termasuk dosen di beberapa perguruan tinggi, maupun ASN di lingkungan BRIN, BAPETEN, hingga Kementerian ESDM, BUMN dan lainnya.

Menurut Edy Giri, penyelenggaraan Dies Natalis ke-38 Poltek Nuklir ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi Poltek Nuklir untuk kembali melakukan pembenahan secara holistik dan komprehensif dalam penyelenggaraan pendidikannya, aktivitas riset dan inovasinya termasuk pembenahan manajemen internal serta penguatan jejaring.

“BRIN mendukung secara penuh untuk membantu penguatan Poltek Nuklir dalam mewujudkan visi-misinya dengan menetapkan beberapa regulasi dan kebijakan,” jelasnya. Sebagai contoh, BRIN menetapkan kampus BRIN yang berada di Babarsari, Yogyakarta sebagai Kawasan Sains dan Edukasi (KSE) Achmad Baiquni menjadi homebase Poltek Nuklir yang disiapkan akan menjadi mitra utama dari IAEA (Badan Tenaga Atom Internasional), dalam ikut berkontribusi secara nyata membangun SDM iptek nuklir ditingkat global.

Selain itu, pembangunan fisik yang sedang berjalan adalah untuk menyiapkan gedung manajemen dan

perkuliahan, laboratorium pendidikan dan riset terintegrasi, fasilitas nuclear teaching industry, student

dormitory/asrama mahasiswa.  Termasuk juga penyiapan kurikulum baru yang tidak hanya fokus dibidang teknologi energi nuklir tetapi juga teknologi industri nuklir, teknologi nuklir medis, dan teknologi analisis nuklir, disertai penyediaan tenaga pengajar baru berkualifikasi pendidikan dan memiliki kompetensi khusus dengan standar yang tinggi.

“Penguatan kerjasama dengan institusi di luar negeri juga melaksanakan co-development pembangunan maupun revitalisasi fasilitas nuklir/radiasi seperti reaktor, akselerator dan fasilitas pendukung lainnya, harus dapat menjadi bagian riset-riset tugas akhir mahasiswa Poltek Nuklir dalam mendorong penguatan kapasitas dan kompetensinya bersama-sama dengan periset BRIN,” tutupnya.

Tiga Nilai Utama Pendidikan dalam Bidang Nuklir

Dalam kesempatan yang sama, direktur Poltek Nuklir Zainal Arief menyampaikan bahwa Dies Natalis menjadi momentum untuk semakin menguatkan peran Poltek Nuklir dalam pengembangan teknologi, keberlanjutan dan pembelajaran menuju perguruan tinggi Vokasi satu-satunya di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan dalam bidang nuklir.

“Angka 38 ini merupakan suatu isyarat menuju kedewasaan dalam berpikir, kedewasaan dalam penguasaan teknologi, juga kedewasaan dalam pembelajaran. Keharusan untuk kita terus selalu update, melakukan evaluasi berkelanjutan (dalam) peningkatan hardskill bagi dosen atau tenaga kependidikan maupun mahasiswa, rasa kepemilikan, membangun kebersamaan, dan kerja sama,” jelasnya.

Selain itu, menurut Zainal ada tiga nilai utama yang harus ditanamkan dalam Pendidikan, yaitu Togetherness (Kebersamaan), Maturity (Kedewasaan), serta Willingness (Kemauan). Kebersamaan (togetherness) dapat diterjemahkan dengan adanya kemampuan bekerja dalam kelompok/tim, dan mampu berkomunikasi dengan tetap menghargai serta menghormati orang lain. Kedewasaan (maturity) diartikan bahwa mahasiswa dan lulusan Poltek Nuklir harus bisa menjadi pribadi yang bertanggungjawab, disiplin dan memiliki integritas. Dan yang ketiga adalah kemauan (willingness) yang berarti mahasiswa dan lulusan Poltek Nuklir harus memiliki kemauan untuk berfikir kritis, berani berpendapat dan memiliki pemikiran problem solving. Dengan karakter ini maka diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial dalam menerapkan keilmuannya kapan saja dan dimana saja.

“Menjadi Sumber Daya Manusia yang SAE (Santun Amanah Elite). Santun dalam bermasyarakat, amanah dalam mengemban kompetensi dan potensi dalam diri, serta elite melalui kekhas-annya sebagai Politeknik berbasis Pengembangan Teknologi Nuklir di Indonesia,” jelasnya.

Zainal juga menyampaikan tantangan Poltek Nuklir kedepan mulai dari branding, penguatan internal, pengembangan kualitas pendidikan dan pelatihan melalui penyempurnaan kurikulum, perluasan atas akses pendidikan melalui penambahan infrastruktur, serta perluasan jejaring kerja sama baik dalam negeri maupun luar negeri secara konkret. “Selain itu juga diperlukan peningkatan SDM untuk pengembangan kompetensi dan peningkatan menjadi lulusan yang berkarakter dan unggul, membawa nilai sosial dan kemanusiaan dalam menerapkan kapasitas yang dimiliki, dimana saja, kapan saja,” terangnya.

Poltek Nuklir terus berupaya bergerak dalam proses pendewasaan. Upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan akses pendidikan, salah satunya adalah menambah jumlah mahasiswa. Hal ini dalam rangka untuk bisa memberi kesempatan lebih luas kepada masyarakat melalui penyesuaian jumlah rasio mahasiswa dan dosen, penyiapan dan penambahan ruang kelas serta laboratorium, penyiapan aktivitas belajar keluar melalui merdeka belajar serta penguatan kerjasama untuk mendukung visi Poltek Nuklir menjadi perguruan tinggi vokasi dibidang teknologi nuklir yang berdaya saing global.

Dies Natalis kali ini diperingati dengan dua rangkaian kegiatan. Pertama, Sidang Senat Terbuka dan Orasi Ilmiah dengan narasumber Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 2009 – 2014 yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITS. Kedua Final Project Competition yang dilaksanakan pada Senin, 25 September 2022.

Sebagai rangkaiannya, juga dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII) dan PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk. (tek, rey, rtm/ed:mn)