(Yogyakarta, 25/8/22). Tim Pelaksana Penanggulangan Kedaruratan Radiologi Kawasan Nuklir Yogyakarta (P2KR KNY) BRIN mengadakan Pelatihan Pemadam Kebakaran, Rabu (24/8). Pelatihan diikuti oleh perwakilan pegawai Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir), Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran (DPFK), Pusat Riset Teknologi Akselerator (PRTA), serta perwakilan dari entitas lain yang berada di Kawasan Nuklir Yogyakarta. Pelatihan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran.
Zainal Arief selaku Direktur Poltek Nuklir sekaligus Wakil Ketua Tim P2KR KNY menyampaikan pentingnya pelatihan semacam ini sebagai peningkatan kompetensi para pegawai yang berada di KNY. “Pelatihan pemadam kebakaran seperti ini penting untuk dilaksanakan, sehingga pegawai dapat mengetahui bagaimana melakukan pencegahan serta cara yang harus dilakukan saat kondisi darurat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala UPT Keteknikan, Keselamatan, dan Proteksi Radiasi (KKPR) Poltek Nuklir Fauzi Maulana Rahman menambahkan bahwa dengan mengikuti pelatihan ini akan dapat meningkatkan awareness pegawai terkait keselamatan dan sebagai bekal mitigasi apabila terjadi kebakaran. “Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengecek kondisi dan kinerja dari peralatan-peralatan pemadam kebakaran yang berada di KNY,” jelasnya lebih lanjut.
Pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi tiga sesi. Pada sesi pertama, Basuki dan Rahmat Arief Purnomo selaku Satuan Pemadam Kebakaran P2KR KNY menjelaskan tata cara pemadaman kebakaran menggunakan metode tradisional, dengan menggunakan karung goni yang biasa ditemui di kehidupan sehari-hari. Sesi dua yaitu pelaksanaan pemadaman kebakaran menggunakan metode yang lebih modern berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR). “Peserta pelatihan mendapatkan penjelasan teori maupun praktek cara memadamkan api menggunakan kedua metode tersebut,” tambah Fauzi.
Pada sesi terakhir, peserta mendapatkan penjelasan mengenai pemadaman api menggunakan air bertekanan tinggi dari fasilitas hydrant yang terletak di beberapa titik strategis di KNY. “Pelatihan dilaksanakan melalui skenario-skenario pemadaman api yang berada di titik sebelah tenggara lapangan bola dan di lantai 2 Gedung 16. Peserta secara berkelompok diminta memadamkan api menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan,” tambahnya.
Pada tahap evaluasi, peserta diingatkan kembali bahwa tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dalam penanganan bahaya api. “Hal ini sangat penting, karena walaupun di Tim P2KR KNY terdapat Satuan Pemadam Kebakaran, pegawai-pegawai di lapangan yang pertama kali mengetahui adanya kebakaran diharapkan dapat turut membantu dalam penanganan awal dengan tujuan supaya api tersebut tidak membesar dan meluas,” pungkasnya. (Tek, Fmr/Ed:Mn)