(Yogyakarta, 21/1/21). Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN – BATAN) menyelenggarakan sharing online terkait Covid dan Strategi Memutus Rantai Covid-19 pada hari Rabu, 20 Januari 2021 yang diikuti bagi seluruh pegawai dan mahasiswa STTN. Kegiatan menghadirkan dua nara sumber, yaitu Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD-KGer, FINASIM, SE, MM (Kepala Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito) dan dr. Sri Nurwati, S. Rad (Pusat Sains dan Teknologi Akselerator / PSTA BATAN).
Dalam pemaparannya, Probosuseno menjelaskan bagaimana perkembangan terkini Covid-19, cara penyebaran dan pendeteksian Covid-19 serta upaya dan manajemen pencegahan terkena Covid-19. Dijelaskan oleh Probosuseno, ada 4 kategori orang yang terkena Covid-19, yaitu dengan gejala ringan (batuk, pilek, demam≥ 38°C, Lelah), gejala berat (ringan + sesak nafas, hipoksia, foto toraks: pneumonia, CT toraks: ground glass appearance), gejala kritis (gagal nafas, syok / renjatan, disfungsimulti organ) serta tanpa gejala dengan masa inkubasi 2 – 14 hari (median: 4 -5 hari).
Probosuseno juga menjelaskan bahwa Covid-19 mudah menular dengan cepat dengan berbagai macam cara penularannya. “Ada yang mudah tertular, ada yang tertular tapi kebal, sakit ringan dan ada yang berat,” ungkapnya. Oleh karenanya, karena kita semua bisa di posisi carrier (pembawa), maka selalu biasakan menggunakan masker, serta menjaga jarak untuk memutus rantai penularan Covid-19. Selain itu, pengendalian lingkungan juga sangat diperlukan.
Sementara itu, Sri Nurwati menyampaikan penjelasan terkait dengan sikap untuk memutus penularan rantai Covid-19. “Penularan Covid-19 dapat terjadi melalui droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersin, kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan, serta menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan,” jelasnya. Sri kembali menekankan akan pentingnya selalu memakai masker, menjaga jarak / menghindari kerumuman serta rajin mencuci tangan sebagai upaya memutus penularan Covid-19. Dalam pemaparan materinya, Sri juga menjelaskan terkait dengan upaya pencegahan Covid-19 di transportasi publik, institusi pendidikan, kegiatan keagamaan, serta di pusat perbelanjaan.
Kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan peningkatan jumlah penderitanya. Pada bulan Maret 2020 melalui Surat Edaran Ketua, STTN membuat sebuah kebijakan untuk menghentikan seluruh kegiatan akademik dalam bentuk tatap muka langsung. Melalui beberapa pertimbangan, pada awal tahun 2021, STTN kembali melakukan penundaan kegiatan perkuliahan dan praktikum secara tatap muka di lingkungan STTN dan secara berkala pimpinan STTN mengevaluasi kebijakan yang dikeluarkan, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi terakhir terkait kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah terhadap pandemi Covid-19. (tek)