(Nakhon Ratchasima, Thailand, 2 – 5 April 2018). Synchrotron Light Research Institute (SLRI) yang berada di Technopolis of Suranaree University of Technology (SUT), Nakhon Ratchasima, Thailand (sekitar 250 km sebelah Timur Laut kota Bangkok), merupakan fasilitas X-ray synchrotron terbesar di kawasan Asia Tenggara, berdaya 1.2 GeV. Di samping dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara BATAN dan SLRI yang telah ditandatangani tahun 2015 oleh Kepala BATAN, Prof. Dr. Djarot S. Wisnubroto dengan Direktur SLRI, Prof. Wng. Cmdr. Dr. Sarawut Sujitjorn, SLRI dimanfaatkan pula untuk pengembangan pendidikan, pembelajaran sekaligus penelitian oleh mahasiswa dan dosen Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) – BATAN.
Keterlibatan STTN di SLRI pertama kalinya terjadi di tahun 2014, di mana mahasiswa STTN mengikuti kegiatan the 3rd ASEAN Synchrotron Science Camp. Kegiatan Science Camp ini diselenggarakan setiap tahunnya dan mahasiswa STTN selalu berpartisipasi sampai dengan tahun 2017 lalu. Kerja sama STTN dengan SLRI kemudian ditingkatkan dengan memanfaatkan fasilitas Small-angle X-ray scattering, BL 1.3 SAXS/WAXS untuk penelitian material mesopori silika oleh 2 mahasiswa STTN di tahun 2016 dan kemudian Kerja Praktik (Internship Program) oleh 6 mahasiswa STTN selama sebulan di tahun 2017.
Implementasi kerja sama antara STTN dengan SLRI terus ditingkatkan sejalan dengan visi dan misi STTN ke depan untuk menjadi sebuah perguruan tinggi Indonesia di bidang iptek nukir yang diakui (recognised) di kawasan Asia Tenggara. Dalam kesempatan kali ini, dosen dari program studi Teknokimia Nuklir (TKN), Maria Christina P., M. Eng, berkesempatan melakukan visitasi sekaligus berdiskusi dengan beberapa instrument scientist di SLRI, seperti Dr. Prae Chirawatkul, Dr. Jitrin Chaiprapa, Dr. Siriwat Soontaranon dan Dr. Supagorn Rugmai dalam rangka mendalami pemahaman karakterisasi nuklir khususnya radiasi sinar-X untuk karakterisasi material yang nantinya dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran dan penelitian dosen maupun mahasiswa STTN.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua STTN, Edy Giri Rachman Putra, Ph.D di sela-sela eksperimen yang dilakukannya menggunakan fasilitas Small-angle X-ray scattering, BL 1.3 SAXS/WAXS, berkesempatan pula melakukan pertemuan khusus dengan beberapa petinggi SLRI, yaitu Dr. Prapong Klysubun (Deputy Director for Operations and Acting Head, Accelerator Department), Dr. Supat Klinkhieo (Deputy Director for Technical Supports) dan Dr. Somchai Tancharakorn (Assistan Director for Special Affairs) membahas pengembangan kerjasama antara STTN dengan SLRI, meliputi kelanjutan kerja praktik mahasiswa (Student Internship Program) STTN, usulan skema penelitian tugas akhir mahasiswa sebagai asisten peneliti (Research Assistant) dan pemagangan bagi dosen untuk topik-topik khusus.
Diharapkan dari kerja sama ini, baik mahasiswa, lulusan dan juga dosen STTN dapat meningkat kualitas penelitiannya serta memberikan pengalaman dan kompetensi lebih bekerja di sebuah fasilitas akselerator. Sedangkan bagi SLRI, akan semakin diakui sebagai sebuah lembaga riset dengan reputasi internasional karena selain dapat menerima mahasiswa dan peneliti dari kawasan regional juga internasional untuk melakukan penelitiannya dan juga pendidikan dan pembelajaran mengenai akselerator serta pendayagunaannya.
Selama empat hari eksperimen, penelitian bahan fluida magnetik oleh mahasiswa TKN, Gea Fitri, bekerjasama dengan Mujamilah, MSc. dan Arum Patriati, MSi peneliti dari Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) – BATAN serta bahan hidrogel sebagai sediaan farmasi dalam pengembangan drug delivery system dari Rini Agustin, MSi, Apt, mahasiswa program doktoral Farmasi, Institut Teknologi Bandung, ITB dapat diselesaikan dan memberikan hasil yang memuaskan untuk dianalisis lebih lanjut sebagai bahan publikasi. Kegiatan penelitian ini juga merupakan bentuk Nuclear Knowledge Management terhadap generasi muda dalam mentransfer ilmu serta pengalaman dalam pemanfaatan teknik nuklir (khususnya hamburan sinar-X maupun neutron) untuk karakterisasi struktur-nano suatu bahan secara lebih luas. (egp)