(Yogyakarta, 13/2/22). Publikasi adalah aspek penting bagi periset BRIN maupun dosen di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN. Terkait hal tersebut, Poltek Nuklir menyelenggarakan workshop penulisan dengan tema ‘Menulis Jurnal Ilmiah Hasil Tugas Akhir Mahasiswa Vokasi’ pada Kamis (9/2).
Dalam kesempatan tersebut Direktur Poltek Nuklir, Zainal Arief menyampaikan pentingnya kegiatan ini untuk mendorong capaian publikasi ilmiah Poltek Nuklir, khususnya publikasi dari tugas akhir dan hasil penelitian yang melibatkan mahasiswa. “Kegiatan ini penting untuk dilakukan dan diikuti, sehingga kedepannya akan semakin banyak publikasi yang dihasilkan dosen Poltek Nuklir sebagai bentuk luaran dari pelaksanaan workshop ini,” jelasnya.
Menurutnya, workshop ini bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam hal mengkonversi tugas akhir mahasiswa menjadi artikel yang layak diterbitkan dalam publikasi nasional maupun internasional.
Narasumber workshop Eric Kunto Aribowo menjelaskan bahwa tugas akhir di Indonesia menjadi salah satu syarat meraih gelar akademik. “Oleh sebab itu, tugas akhir merupakan hasil karya wajib bagi mahasiswa,” ujar pakar bidang educator, coach, trainer manajemen data riset, etika riset, dan publikasi, teknologi pendidikan, serta mobile-learning itu.
Eric menambahkan, perubahan suatu karya dari tugas akhir menjadi karya lain berupa artikel ilmiah harus memperhatikan lisensi dan cara mengutip agar terhindar dari dugaan self plagiasi. “Artikel ilmiah memiliki anatomi yang sangat berbeda dengan tugas akhir, terutama terkait batasan jumlah kata, format penulisan, dan jumlah temuan yang disajikan,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya ketika menulis artikel ilmiah, perlu dipahami bahwa tulisan tersebut diperuntukkan pembaca dengan tujuan yang berbeda jika dibandingkan dengan tugas akhir.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa terdapat dua metode dalam mengkonversi tugas akhir menjadi artikel ilmiah, yaitu merombak teks dari tugas akhir atau memulainya dari lembar kosong yang memungkinkan untuk menyampaikan insights baru. “Kedua metode itu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jangan terpaku pada teks yang ada. Rombakan besar tugas akhir mungkin diperlukan untuk menjadikannya artikel yang layak untuk diterbitkan,” jelas Eric.
Workshop ini mengupas tuntas materi mengenai anatomi artikel ilmiah, bagaimana mengkonversi tugas akhir menjadi artikel, etika publikasi, hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengirim naskah publikasi, hingga alur proses publikasi, termasuk juga mendemonstrasikan beberapa aplikasi yang dapat membantu dalam penulisan artikel ilmiah.
Workshop diikuti secara antusias oleh peserta. “Materi yang disampaikan narasumber padat dan berisi, membuka wawasan baru bagi peserta. Alhamdulillah banyak insight baru yang saya dapatkan dari acara ini,” ungkap Faishal, salah satu peserta workshop. (Rep, Tek/Ed:Mn)