Yogyakarta-Humas BRIN. Program kesiapsiagaan nuklir pada fasilitas reaktor dalam hal terjadi kecelakaan atau keadaan darurat memerlukan suatu instrumen yang disusun, dilaksanakan dan dilatih secara sistemik. Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran Badan Riset dan Inovasi Nasional (DPFK-BRIN) menyelenggarakan Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Radiologi di fasilitas Reaktor Nuklir Kartini di Kawasan Sains Pendidikan (KSP) Babarsari, Daerah Istimewa Yogyakarta (10/11).
Direktur Poltek Nuklir, Zainal Arief menyampaikan latihan kedaruratan terpadu melibatkan seluruh satgas yang bertugas di KSP, mulai dari satgas proteksi, satgas SAR, satgas medis, damkar, dan pengamanan. “Ini merupakan suatu kewaspadaan kita semuanya, karena kita berada di kawasan nuklir yang memang untuk pendidikan, namun kita tetap harus selalu waspada dengan kondisi yang terjadi termasuk kedaruratan,” ujar Zainal. Ia juga mengatakan latihan ini dilaksanakan secara periodik setiap tahun untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesigapan seluruh elemen masyarakat dalam menanggapi suatu kondisi.
Menurut Koordinator Keselamatan selaku Pengendali Operasi, Mahrus Salam mengatakan bahwa latihan gladi kedaruratan radiologi merupakan salah satu upaya melatih respon tim tanggap sekaligus uji coba SOP kedaruratan yang ada. “Selain itu sebagai salah satu pemenuhan terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas BAPETEN, khususnya untuk kawasan yang terdapat instalasi nuklir di dalamnya,” ujarnya.
Latihan kedaruratan ini diawali pada pukul 08.30 WIB setelah adanya informasi tentang kejadian abnormal dari unit pengamanan. Dalam latihan tersebut diperagakan kejadian mobil yang membawa zat radioaktif terbungkus dan limbah bahan nuklir untuk keperluan bahan praktikum terguling. Barang muatan yang berada di bak belakang jatuh berceceran di jalan. Akibat dari kejadian ini, beberapa zat radioaktif yang terbungkus itu terpental keluar dari kontainernya. Sedangkan limbah cair tumpah di jalan dan mengenai korban.
Korban yang merupakan pengemudi dan pekerja yang ada di dalam kabin diilustrasikan mengalami luka berat dan keduanya pingsan di dalam kabin mobil. Beberapa waktu berselang setelah kejadian ini, terlihat api berkobar dan menjalar cepat di atas gedung 01 lantai 3. Namun dalam rekayasa peristiwa kebakaran ini tidak ditemukan adanya korban jiwa karena kesigapan seluruh sivitas dalam menanggapi alarm api yang berbunyi.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS DIY), Polsek Depok Barat, Koramil, dan perwakilan warga yang tinggal di sekitar KSP Babarsari. Dalam pelatihan ini peserta terlibat secara langsung dan sistematis melakukan tindakan penanggulangan. Antara lain berupa pemantauan radiasi, perkiraan dosis, pengamanan dan pengelolaan sumber radiasi, evakuasi korban, pertolongan medis, pemadaman api, dan sampling. (Ksa, An /Ed: Mn)