Yogyakarta – Humas BRIN. Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi role model implementasi program pengembangan dan penguatan kompetensi. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI), Edy Giri Rachman Putra pada forum Temu Wali di Kampus Poltek Nuklir, Yogyakarta, Senin (29/08).
Edy Giri menjelaskan, bahwa saat ini BRIN menerapkan beberapa program serta kebijakan pengembangan talenta SDM Iptek. BRIN terus berupaya membina talenta-talenta muda sejak dari awal hingga siap menjadi talenta riset dan inovasi Indonesia.
“Banyak program yang dapat dimanfaatkan untuk penguatan pengembangan talenta, mulai dari pembibitan, pembinaan, penguatan, pengembangan, pematangan, hingga apresiasi. Kami berharap, pendidikan menjadi pijakan bagi mahasiswa untuk berkarir ke depannya,” jelas Edy.
Dia mengatakan, penyelenggaraan pendidikan tinggi bertujuan untuk membangun karakter manusia Iptek. “BRIN memiliki kebijakan terkait dengan pengembangan dan penguatan kompetensi, salah satu kebijakan BRIN yang diterapkan untuk Poltek Nuklir adalah pembebasan biaya SPP sejak semester pertama,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Talenta BRIN Raden Arthur Ario Lelono mengenalkan program Bantuan Riset Talenta Riset dan Inovasi (BARISTA). BRIN melalui SDMI bertugas menyiapkan talenta-talenta muda bidang riset dan inovasi Indonesia.
“BRIN telah menyiapkan lima skema manajemen talenta melalui identifikasi kader muda talenta riset dan inovasi, bantuan studi berbasis riset, mendampingan talenta riset, mobilitas SDM riset dan inovasi, serta insentif dan apresiasi,” ujarnya.
Menurutnya, BARISTA merupakan bantuan riset yang diberikan BRIN kepada mahasiswa aktif pada jenjang Diploma IV atau Sarjana, Magister, dan Doktor yang sedang melaksanakan riset tugas akhir. “Kandidat akan direkomendasikan berkolaborasi dengan mentor atau pembibing dari BRIN,” terang Arthur.
Oleh karenanya, ia menghimbau kepada mahasiswa Poltek Nuklir agar bersiap keluar dari zona nyaman di dalam kampusnya. “BARISTA tidak hanya dimanfaatkan oleh BRIN saja, tetapi terbuka bagi talenta muda lainnya,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Poltek Nuklir Zainal Arief dalam sambutannya menyampaikan bahwa perjalanan kesuksesan dalam mendidik tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak kampus saja, namun menjadi tanggung jawab bersama antara kampus dan Orang Tua/Wali. “Secara struktural, pendidikan menjadi tanggung jawab Poltek Nuklir, namun secara moral menjadi tanggung jawab kita bersama. Mari bersama-sama kita monitor proses belajar putra-putrinya, demi kesuksesan ke depannya,” ungkapnya.
Zainal menekankan pesan Kepala BRIN yang harus segera ditindaklanjuti dan menjadi perhatian yaitu terkait akreditasi, penyelenggaraan S2 terapan, peningkatan kualitas SDM, pelibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan riset, serta pengelolaan sarana-prasarana. “Secara peraturan perundangan, Poltek Nuklir dapat membuka S2 Terapan, dan dalam rangka penguatan pendidikan berdasarkan rencana jangka menengah tahun 2023-2024, Poltek Nuklir akan menambah kelas prodi Sarjana Terapan,” jelasnya lebih lanjut.
Ia juga menghimbau pada mahasiswa agar dapat aktif terlibat membantu riset dosen maupun peneliti, MBKM, serta peningkatan kompetensi, selain mengikuti kuliah rutin. “Sebagai Politeknik yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang teknologi nuklir, Poltek Nuklir akan memberikan fasilitas untuk meningkatkan kompetensi lulusan yang dihasilkan berupa ijazah Sarjana Terapan Teknik dan beberapa sertifikasi kompetensi sesuai dengan prodi masing-masing,” tambah Zainal.
Secara teknis penyelenggaraan akademiknya, Wakil Direktur I Bidang Akademik Poltek Nuklir Muhtadan menjelaskan bahwa terdapat tiga program studi vokasi jenjang Sarjana Terapan yang ditawarkan pada mahasiswa yaitu Prodi Teknokimia Nuklir, Prodi Elektronika Instrumentasi, serta Prodi Elektro Mekanika. “Ketiga prodi inilah yang nantinya akan diikuti oleh semua mahasiswa di jenjang Sarjana Terapan Poltek Nuklir,” paparnya.
Forum komunikasi Temu Wali merupakan agenda rutin Poltek Nuklir yang menandai dimulainya kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran 2022/2023. Temu wali tahun ini diikuti sekitar 260 orang terdiri dari orang tua/wali, mahasiswa baru, serta mahasiswa lintas angkatan secara daring maupun luring. Kegiatan tersebut bertujuan sebagai forum komunikasi awal antara Orang Tua/Wali dengan pihak kampus.
Rencananya mulai tahun ini kegiatan belajar-mengajar di Poltek Nuklir akan diselenggarakan secara online dan offline, dengan 16 kali pertemuan untuk setiap mata kuliah di semester ganjil ini. (Mn,Tek/ed:pur)