(Belgrade, 7/12/2019). Sejak tahun 2013 Kemenristekdikti bersama World Bank bekerja sama dalam Program Research and Innovation in Science and Technology Project (Riset-Pro) untuk meningkatkan kualifikasi serta kapasitas para peneliti dan perekayasa Indonesia. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) ini menjadi salah satu kunci pendorong daya saing bangsa. Tanpa SDM yang mumpuni, lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) tidak akan bergerak maju sehingga menghambat pembangunan ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan.
Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN – BATAN), Fifi Nurfiana, M. Si beserta enam orang BATAN lainnya, yaitu Bimo Saputra (Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, juga alumni STTN); Ari Satmoko, Bang Rozali, Ausatha Rabbanny Yanto (Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir); Sigit Santosa dan Hanna Yasmine (Pusat Standardisasi dan Mutu Nuklir) mendapatkan beasiswa Program Non Gelar Riset-Pro pada “Pelatihan Peningkatan Fasilitas Iradiator Gamma guna Persiapan Ekspor Produk ke Negara Asia Pasifik” di VINCA, Institute of Nuclear Science Serbia, tanggal 4 November- 13 Desember 2019.
Pada tahun 2017 BATAN meresmikan dua fasilitas iradiator baru. Iradiator pertama diberi nama Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) dengan kapasitas terisi 300 kCi Co-60 yang berlokasi di Puspiptek Serpong untuk skala industri dan Iradiator kedua adalah Iradiator Mirzan T. Razak dengan kapasitas terisi 12 kCi di STTN Yogyakarta untuk riset dan pendidikan.
Iradiator gamma merupakan suatu instalasi nuklir yang digunakan dalam proses pengawetan maupun sterilisasi produk pertanian dan hasil olahan serta alat-alat kesehatan. Berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan tentang iradiator gamma telah dilaksanakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang juga sesuai dengan arah kebijakan dan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN). Demikian juga yang dilakukan oleh tim Riset-Pro ini.
Output pelatihan diantaranya adalah peningkatan kemampuan teknis dalam pengelolaan, pengoperasian dan perawatan iradiator; peningkatan kemampuan teknis dalam pengelolaan kegiatan dosimetri iradiator gamma sebagai jaminan kualitas produk (pengukuran dosis, kalibrasi dan ketertelusuran dosimetri); peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai ISO 13485, ISO 11137 dan ISO 14470 guna sertifikasi fasilitas iradiator gamma; serta menambah pengetahuan mengenai ketelusuran produk, identifikasi produk dan sistem jaminan mutu produk.
Dengan kolaborasi empat satuan kerja di BATAN tersebut diharapkan tercapai percepatan penguasaan teknologi serta optimalisasi pendayagunaan iradiator gamma Indonesia. (FN)