(Yogyakarta, 20/2/19). Salah satu aspek yang terus menjadi perhatian bagi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN – BATAN) adalah peningkatan fasilitas pendidikan. Sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam menunjang kualitas belajar mahasiswa guna menghasilkan lulusan yang siap bersaing dengan dunia kerja. Tahun 2017, STTN menambah fasilitas pendidikannya, yaitu Iradiator Gamma, Dormitory (Asrama Mahasiswa), fasilitas Distributed Control System (DCS), serta instrumentasi nuklir lainnya. Iradiator Gamma yang diberi nama Iradiator Dr. Mirzan T. Razzak tersebut merupakan Iradiator buatan Hongaria, yang bekerja sama dengan PT. Gamma Mitra Lestari (GML) sebagai penyedia. Hubungan yang baik antara pemerintah Indonesia khususnya dengan BATAN dengan beberapa institusi Hongaria, menjadi salah satu dasar untuk dapat lebih meningkatkan hubungan bilateralnya.
Mendasarkan hal tersebut, H.E. Mr. Istvan Joo, Deputy Minister for Export Development – Hungarian Ministry of Foreign Affairs and Trade bersama dengan H.E. Ms. Judit Pach (Ambassador of Hungary – Embassy of Hungary in Jakarta), Mr. Peter Varfi (Deputy Chief of Mission – Embassy of Hungary in Jakarta), dan Ms. Adrienn Gobel (Hungarian Ministry of Foreign Affairs and Trade) pada hari Selasa, 19 Februari 2019 melaksanakan kunjungan ke STTN – BATAN, yang disambut langsung oleh Dr. Hendig Winarno, M.Sc (Deputi Kepala BATAN Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir), Edy Giri Rachman Putra, Ph.D (Ketua STTN), Dr. Ir. Mohammad Dhandhang Purwadi, M.T (Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir) serta beberapa pejabat di STTN.
Dr. Hendig dalam sambutannya menyampaikan bahwa Iradiator yang dimiliki oleh BATAN, merupakan awalan untuk dibangunnya Iradiator skala industri di Indonesia. “Kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Hongaria, bisa menjadi kolaborasi yang berkelanjutan untuk dibangunnya beberapa Iradiator skala industri di beberapa daerah di Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Edy Giri dalam presentasinya menyampaikan bahwa pemanfaatan Iradiator yang ada di STTN selain untuk kegiatan belajar mengajar, penelitian dosen, juga digunakan sebagai pelatihan atau workshop. “Beberapa perguruan tinggi, instansi maupun industri yang melaksanakan penelitian bersama menggunakan iradiator antara lain Universitas Islam Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Kristen Satya Wacana, serta PT. Pura Agro Mandiri,” jelasnya. Lebih lanjut, Edy Giri berharap adanya peluang beasiswa bagi mahasiswa lulusan STTN, maupun dosen STTN untuk melanjutkan studi di Hongaria. Menjawab hal tersebut, H.E. Ms. Judit Pach menyampaikan bahwa kemungkinan untuk melaksanakan pertukaran pelajar, mahasiswa dan beasiswa untuk belajar ke Hongaria sangat besar. Demikian juga dengan H.E. Mr. Istvan Joo, bahwa kolaborasi dalam pendidikan sangat dimungkinkan dilaksanakan antara Indonesia dengan Hongaria.
Kegiatan diakhiri dengan melaksanakan kunjungan ke Laboratorium Iradiator Dr. Mirzan T. Razzak dilanjutkan dengan foto bersama dan pertukaran cinderamata. (fn/tek)