05 Dec 2025

Bledug Kuwu, Fenomena Alam dan Kontribusi Teknologi Nuklir dalam Pengukuran

Yogyakarta – Humas BRIN. Dosen dan Mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN berkesempatan melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Daerah Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah dengan tema: Nuclear Engagement, pengukuran radioaktifitas lingkungan dan edukasi Iptek Nuklir kepada masyarakat pada Jum’at (28/11) lalu.

Fenomena Bledug Kuwu menjadi ke khas an daerah Kuwu. Legenda dan daya tarik ilmiah mengundang para peneliti untuk melihat secara lebih dekat, dan menganalisis sesuai kepakaran masing-masing.

”Kegiatan dilaksanakan dalam rangka mendekatkan teknologi berbasis kebutuhan dari masyarakat di Desa Kuwu serta mengenalkan tentang radiasi dan manfaat teknologi nuklir,” ungkap Fifi Nurfiana selaku dosen Poltek Nuklir yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan.

Dalam paparannya Fifi menjelaskan, nuklir bukan hanya tentang bom. Ada 1001 manfaat teknologi nuklir bagi kehidupan. ”Kita hidup bersama radiasi. Radiasi alam telah ada sejak bumi terbentuk, sehingga kita tidak bisa menghindari interaksi dengan radiasi,” jelasnya.

Meskipun radiasi tidak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi harus diwaspadai potensi efeknya. ”Setiap hal memiliki manfaat dan risikonya, demikian pula radiasi. Karena itu, prinsip proteksi radiasi perlu diterapkan, yaitu dengan mengendalikan waktu paparan, jarak dari sumber radiasi, dan penggunaan perisai pelindung yang memadai,” terangnya.

Adapun beberapa manfaat teknologi nuklir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, diantaranya seperti pada tahapan diagnosa menggunakan foto rontgen, CT Scan, mammografi dan fluoroskopi. ”Pada pemanfaatan radioterapi eksternal, digunakan untuk pengobatan penyakit kanker/tumor,” demikian disampaikan Lutfi Aditya Hasnowo di hadapan sejumlah warga yang sebagian adalah petani garam di sekitar Bledug Kuwu.

Pada kesempatan yang sama, juga diperkenalkan tentang profil Poltek Nuklir sebagai perguruan tinggi vokasi di bidang kenukliran oleh Rio Natanael Wijaya. ”Poltek Nuklir merupakan perguruan tinggi pilihan vokasi di bidang kenukliran. Kami harapkan setelah mendengarkan penjelasan tentang Poltek Nuklir ini dapat memberikan informasi kepada keluarga dan masyarakat sekitar sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan,” jelasnya.

Hari kedua, dilaksanakan pengukuran radioaktivitas lingkungan yang dilakukan oleh tim dosen, mahasiswa, dan Laboratorium Proteksi Radiasi Poltek Nuklir. Tim melakukan pengukuran paparan radiasi lingkungan menggunakan surveymeter untuk memetakan tingkat paparan di sekitar kawasan Bledug Kuwu.

”Hasil penelitian diharapkan dapat diinformasikan kembali kepada masyarakat melalui Pemerintah desa Kuwu,” demikian disampaikan Sadjam Mintarno, selaku perwakilan Kepala Desa saat menerima tim pengabdian kepada masyarakat yang dipimpin oleh Bidhari Pidhatika selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Poltek Nuklir.

Adapun hasil pengukuran menunjukkan bahwa, tidak terdapat paparan radiasi signifikan dan seluruh nilai berada di bawah ambang batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Dengan demikian, kawasan Bledug Kuwu dinyatakan aman dan tidak menunjukkan adanya peningkatan paparan radiasi yang perlu dikhawatirkan oleh masyarakat.

Selain pengukuran langsung, tim juga melakukan pengambilan sampel air, tanah, dan udara di beberapa titik. Analisis laboratorium terhadap sampel-sampel tersebut tidak hanya ditujukan untuk mengetahui kondisi radioaktivitas lingkungan, tetapi juga untuk mengidentifikasi kandungan unsur atau elemen yang terdapat dalam lumpur dan air Bledug Kuwu.

Data ini diharapkan dapat memperkaya informasi ilmiah mengenai karakteristik geologi dan kimia kawasan tersebut serta memberikan manfaat bagi pemerintah desa dan masyarakat dalam upaya pengelolaan potensi lokal secara berkelanjutan. (rtm/fn)