Yogyakarta – Humas BRIN. Salah satu wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN TA 2024/2025, Dika Bhakti Praja berhasil diterima bekerja di PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT. IWIP) Maluku Utara, sebuah perusahaan di kawasan industri pengolahan logam berat, terutama nikel dan produksi komponen baterai kendaraan listrik, sebulan sebelum prosesi wisuda dilaksanakan. Ia diterima di perusahaan berskala Internasional sebagai QC & NDT Inspector. Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa lulusan Poltek Nuklir mampu bersaing di dunia kerja, bahkan sebelum melepas toga.
“Kesempatan yang saya peroleh adalah menempati posisi strategis sebagai QC & NDT Inspector di salah satu tenant PT. Blue Sparking Energy yang berada dalam kawasan industri PT. IWIP,” ungkapnya.
Pintu kesempatan kerja terbuka ketika Dika aktif melakukan personal branding melalui platform profesional LinkedIn. Dari unggahan yang menampilkan kompetensinya, tim recruiter PT IWIP melirik profilnya dan menawarkan posisi sesuai dengan latar belakang keahlian yang dimiliki. Proses itu membuktikan bahwa jejaring digital bisa menjadi sarana efektif untuk menembus dunia kerja.
“Awalnya saya hanya berusaha menampilkan apa yang sudah saya pelajari dan sertifikasi yang saya punya di LinkedIn. Ternyata itu menjadi jalan hingga saya dihubungi langsung oleh recruiter dari PT. IWIP,” tuturnya.
Menurut Dika, Poltek Nuklir membekali dirinya dengan berbagai keterampilan teknis yang berorientasi pada kebutuhan industri. Poltek Nuklir menyiapkan mahasiswanya dengan sertifikasi penting untuk menunjang kompetensi, termasuk di bidang kenukliran dan uji material. Dika berhasil memperoleh sertifikasi Non-Destructive Test (NDT) serta sertifikasi Petugas Proteksi Radiasi (PPR). Keduanya menjadi modal berharga saat bersaing di dunia kerja.
“Sertifikasi yang saya dapatkan bukan hanya formalitas, tapi benar-benar menjadi bekal untuk saya bisa masuk ke dunia industri. Itu yang membuat saya lebih percaya diri menghadapi dunia kerja,” ujar Dika.
Selain itu, perkuliahan di Poltek Nuklir yang dijalaninya selama empat tahun tersebut memberikan pengalaman berharga. “Proses pembelajaran di dalam kelas maupun pelaksanaan praktikum dilakukan dengan fasilitas pendidikan yang sangat memadai. Hal tersebut menjadikan saya nyaman dan produktif belajar di Poltek Nuklir,” ungkapnya.
Ia pernah mengikuti konferensi internasional yaitu the 5th International Seminar on Chemistry (ISOC) 2022, Chemistry Contribution Toward Sustainable Development Goals yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
“Dalam kesempatan tersebut, saya mempresentasikan penelitian tentang pembuatan membran untuk aplikasi fuel cells dengan judul Improvement of Chitosan-Based Membrane Performance with Modified Fly Ash Filler Combinations for Cell Application. Kesempatan presentasi di forum internasional tersebut membuat saya lebih berani, sekaligus bangga bisa membawa nama Poltek Nuklir di kancah global,” jelasnya.
Tidak hanya itu, kesempatan aktif di organisasi mahasiswa memperkaya keterampilannya. Ia pernah menjadi staf kementerian luar negeri Badan Eksekutif Mahasiswa, yang membawanya berjejaring dengan Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia. Dika juga dipercaya sebagai Koordinator Divisi Internal Himpunan Mahasiswa Teknokimia Nuklir, tempat ia belajar menjalin solidaritas antar anggota.
Dika menilai Poltek Nuklir telah menyiapkan mahasiswanya dengan kombinasi keilmuan, praktik, serta sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Kombinasi itulah yang membuat lulusannya percaya diri untuk bersaing, bahkan di sektor-sektor yang sangat kompetitif. Menurutnya, tidak berlebihan jika Poltek Nuklir disebut sebagai kampus vokasi yang fokus dan konsisten dalam mencetak tenaga ahli bidang kenukliran.
“Saya bersyukur bisa kuliah di Poltek Nuklir. Di sini bukan hanya diajarkan teori, tapi juga diberi kesempatan praktik, organisasi, sampai penelitian. Semua itu membuat saya optimis lulusan Poltek Nuklir akan selalu dibutuhkan,” ujarnya.
Menariknya, minat Dika pada dunia kenukliran justru bermula dari hal sederhana. Setelah menonton film tentang bencana Chernobyl, ia terdorong untuk belajar lebih dalam agar bisa berkontribusi menjaga keamanan pemanfaatan tenaga nuklir. “Alih-alih takut, saya justru ingin jadi bagian dari solusi supaya energi nuklir bisa dimanfaatkan dengan aman,” ungkapnya.
Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana terapan teknik dan diterima di industri strategis, Dika mengaku semakin bangga menjadi bagian dari keluarga besar Poltek Nuklir. “Semua ilmu, pengalaman, dan kesempatan yang saya dapatkan di kampus ini akan saya jadikan bekal untuk terus berkontribusi bagi masyarakat,” pungkasnya. (tek, rnf/ed:mn)