16 Sep 2025

Edelweisa Aulia Syahrani Raih Predikat Wisudawan dengan IPK Tertinggi Poltek Nuklir 2025

Yogyakarta – Humas BRIN. Edelweisa Aulia Syahrani, mahasiswi dari Program Studi Elektro Mekanika, menjadi wisudawan dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada Wisuda Sarjana Terapan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) tahun akademik 2024/2025 yang berlangsung di Ballroom Indraprasta, Hotel Sahid Yogyakarta, Rabu (10/9) lalu. Edelweisa menyelesaikan studi dan meraih predikat pujian dengan nilai 3,93.

Ia memulai perkuliahan di tengah pandemi COVID-19 dengan tantangannya tersendiri. Seluruh kegiatan, termasuk praktikum laboratorium yang biasanya dilakukan intensif, harus beralih ke sistem daring. Kondisi ini menuntut mahasiswa harus lebih mandiri. “Masa-masa awal kuliah penuh dengan tantangan yang tidak terduga, terutama karena bersamaan dengan pandemi Covid-19,” kata Edelweisa. Meski begitu, ia tetap berusaha memahami setiap materi, bukan hanya menghafalnya.

Tidak hanya fokus pada ranah akademik, ia juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa dan kegiatan pengabdian masyarakat. Dari sana ia mengaku banyak mendapat wawasan tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan organisasi.

“Saya berkesempatan mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan pengabdian masyarakat yang memberikan saya pelajaran tentang tanggung jawab dan bagaimana memberikan kontribusi positif untuk lingkungan sekitar,” tambahnya.

Dalam prosesi wisuda, ia menjadi wakil para wisudawan untuk menyampaikan kisahnya. Edelweisa menuturkan, selama menempuh pendidikan di Poltek Nuklir, banyak tantangan dan pengalaman yang membentuk karakternya.

”Salah satu momen paling berkesan adalah ketika menghadapi Tugas Akhir yang penuh dengan dinamika dan tekanan waktu. Saya harus belajar untuk tetap fokus, disiplin, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan dosen serta teman-teman. Momen itu mengajarkan saya pentingnya kerja keras dan kolaborasi dalam mencapai tujuan,” ungkapnya.

Baginya, capaian akademik hanyalah salah satu bagian dari perjalanan yang lebih luas. “Bagi saya, kuliah bukan hanya soal nilai, tetapi juga proses belajar dan kolaborasi. Saya sangat bersyukur atas ilmu dan pengalaman yang saya peroleh sehingga membentuk karakter saya serta menjadi bekal untuk karir selanjutnya,” jelasnya.

Tak lupa, ia menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada orang tua, dosen, serta seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan akademiknya. Baginya, dukungan tersebut menjadi sumber doa dan semangat yang selalu menyalakan cahaya di setiap langkah, hingga akhirnya para wisudawan dapat berdiri dengan penuh kebanggaan pada hari wisuda.

Ia menitip pesan kepada rekan-rekan seangkatannya untuk terus berani bermimpi dan berproses, meskipun kegagalan kerap menghadang. “Kegagalan bukanlah akhir, melainkan jeda yang memberi kesempatan untuk belajar dan bangkit kembali, selama masih ada kemauan untuk berjuang,” jelasnya.

Edelweisa kembali mengingat, perjuangannya dulu untuk menuju bangku kuliah di Poltek Nuklir tidaklah mudah. Ia yang merupakan alumni SMA N 1 Jepara tersebut, sempat mengalami kegagalan saat mendaftar melalui jalur Prestasi Akademik 1 juga jalur Prestasi Akademik 2. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan tekadnya.

“Rasanya saat tidak diterima melalui pendaftaran jalur Prestasi Akademik tentu mengecewakan. Tetapi, penolakan itu tidak membuat saya menyerah. Tekad saya, saya harus bisa, saya harus berjuang,” ujarnya. Ia akhirnya mencoba kembali mendaftar melalui jalur ujian tulis, hingga akhirnya berhasil diterima.

Kini, predikat wisudawan terbaik yang diraih Edelweisa menjadi bukti nyata bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah mampu mengantarkannya pada keberhasilan. “Saya berharap, nantinya dapat mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh langsung ke industri, juga berkontribusi nyata dalam pengembangan teknologi nuklir di Indonesia. Selain itu, jika ada kesempatan, saya sangat ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi,” tutupnya. (tek, rnf/ed:mn)