21 Aug 2025

Dosen Poltek Nuklir Raih Gelar Profesor Riset ke-78 BRIN

Yogyakarta – Humas BRIN. Dosen Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir), Imam Kambali menerima pengukuhan sebagai profesor riset ke-78 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Rabu (19/8) lalu.

Menekuni bidang Fisika Nuklir dengan kepakaran pada teknologi produksi radioisotop, Imam Kambali dalam kesempatan tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul Prospektif Teknologi Produksi Radionuklida Medis Berbasis Siklotron Menuju Visi Indonesia Emas 2045.

”Teknologi produksi radionuklida medis berbasis siklotron sangat diperlukan dalam mendukung ketahanan kedokteran nuklir Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Teknologi nuklir ini meliputi teknologi pemilihan dan penentuan geometri target dan sistem target, metode produksi, radioaktivitas hasil iradiasi dan impuritas radioaktif yang dihasilkan selama proses produksi,” ucapnya.

Menurut Imam, berbagai jenis radionuklida dapat dimanfaatkan dalam kedokteran nuklir. Terdapat dua metode produksi radioisotop. Metode iradiasi langsung untuk diagnosis maupun terapi, dapat diproduksi dengan berkas proton yang dihasilkan dari siklotron dengan energi 10-30 MeV, meskipun ada yang memerlukan partikel lain seperti deuteron dan alfa untuk memproduksinya. Sedangkan metode iradiasi tidak langsung melibatkan dua target, yaitu target primer yang akan menghasilkan neutron sekunder setelah diiradiasi dengan berkas proton, dan target sekunder yang akan menghasilkan radioisotop yang diinginkan

”Metode iradiasi tidak langsung ini masih relatif baru, sehingga perlu digali lebih dalam lagi dan di masa depan teknologi ini akan semakin berkembang,” jelas Imam.

Ia berharap, penguasaan teknologi produksi radioisotop medis ini akan semakin baik dan meningkat, mengingat aplikasi radioisotop untuk diagnosis dan terapi berbagai penyakit akan semakin berkembang.

”Munculnya berbagai penyakit baru seperti Covid-19 ternyata dapat didiagnosis dengan radioisotop PET dan bahkan komplikasinya pasca seorang pasien terkena juga dapat didiagnosis dengan radioisotop F-18. Hal ini membuktikan bahwa radionuklida medis akan selalu dibutuhkan di masa depan dengan kemunculan berbagai penyakit baru,” terangnya.

Capaiannya pada puncak karir sebagai profesor riset ke depan bisa lebih banyak berkontribusi baik dalam bidang akademik di Poltek Nuklir maupun penelitian yang lebih fokus untuk menyelesaikan permasalahan kanker di Indonesia dan dunia.

Sementara itu, Direktur Poltek Nuklir Zainal Arief menyampaikan, dengan bertambahnya dosen bergelar Profesor Riset, diharapkan Poltek Nuklir semakin memiliki daya dorong dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas, riset yang relevan dengan kebutuhan industri, serta pengabdian masyarakat yang berdampak.

”Dengan bertambahnya kekuatan Profesor di lingkungan Poltek Nuklir, menjadi langkah penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi vokasi, khususnya di bidang sains dan teknologi nuklir,” ungkapnya.

Selain itu menurut Zainal, peningkatan mutu pendidikan tidak hanya ditopang oleh kualitas individu dosen, tetapi juga memerlukan dukungan dari sisi kuantitas tenaga dosen yang memadai serta fasilitas pembelajaran yang mutakhir. Keseimbangan antara mutu SDM, kecukupan rasio dosen-mahasiswa, dan sarana prasarana modern menjadi kunci dalam mewujudkan kampus vokasi nuklir yang unggul dan berdaya saing global.

”Dengan motivasi ini, Poltek Nuklir terus berkomitmen membangun ekosistem pendidikan tinggi yang holistik, menghargai pencapaian kinerja dosen, sekaligus memperjuangkan pemenuhan jumlah dosen yang sesuai standar dan peningkatan fasilitas pembelajaran. Kami percaya bahwa sinergi ketiga aspek tersebut akan mengantarkan Poltek Nuklir menjadi institusi pendidikan vokasi nuklir yang kokoh, relevan, dan berdaya guna bagi bangsa,” jelasnya lebih lanjut.

Tidak lupa ia juga mengucapkan selamat atas dikukuhkannya Imam Kambali menjadi Profesor Riset BRIN. ”Kami mengucapkan selamat dan menyambut dengan rasa syukur serta bangga atas capaian Prof. Imam Kambali yang telah dikukuhkan secara resmi sebagai Profesor Riset ke-78 BRIN dan Profesor Riset ke-2 yang dimiliki Poltek Nuklir,” ucapnya. (tek, rtm/ed:mn)