31 Jul 2025

Antusias Mahasiswa Polban Gali Wawasan Teknologi dan Proteksi Radiasi di Poltek Nuklir

Yogyakarta – Humas BRIN. Sebanyak 32 Mahasiswa dari program studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung melakukan kunjungan ke Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) dan fasilitas nuklir yang berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di KSTE Babarsari A. Baiquni Yogyakarta, pada Rabu (30/7) lalu.

Kunjungan ini sebagai bentuk dari pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan serta meningkatkan pengalaman mahasiswa untuk mengenal dan melihat lebih jauh fasilitas nuklir sebagai tempat penelitian dan aplikasinya bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Selain itu, kunjungan dimaksudkan sebagai upaya pembelajaran praktis untuk memahami penerapan teknologi nuklir serta pentingnya aspek keselamatan dan proteksi radiasi dalam dunia kerja.

Wakil Direktur Bidang Non Akademik Poltek Nuklir Sukarman mengenalkan program studi dan peran Poltek Nuklir dalam mencetak sumber daya manusia unggul di bidang teknologi nuklir. “Poltek Nuklir memiliki tiga program studi, yaitu Teknokimia Nuklir, Elektronika Instrumentasi dan Elektro Mekanika,” jelasnya.

Saat ini Indonesia memiliki tiga reaktor nuklir yaitu Reaktor Nuklir Kartini di Yogyakarta, Reaktor GA. Siwabessy di Serpong, dan Reaktor Triga di Bandung. Seluruh reaktor tersebut merupakan reaktor dengan tujuan riset. “Namun demikian, nuklir bukan hanya soal reaktor, tetapi juga bagaimana kita menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaannya. Penerapan prinsip proteksi radiasi sangat penting untuk menjamin keselamatan pekerja maupun masyarakat,” ujar Sukarman.

Dalam kesempatan tersebut, Sukarman menjelaskan secara komprehensif pemanfaatan teknologi nuklir di berbagai sektor, mulai dari bidang kesehatan, industri, hingga pertanian. Ia menekankan pentingnya prinsip dasar keselamatan kerja dan proteksi radiasi yang wajib dipahami oleh setiap calon tenaga teknis dan profesional dalam bidang tersebut.

Risky Nurseila, salah satu pengelola laboratorium Instrumentasi Nuklir KSTE Ahmad Baiquni menyampaikan lingkup berbagai aspek terkait deteksi, pengukuran aktivitas, dan aplikasi radiasi nuklir, yang mempelajari fenomena dasar nuklir, cara mendeteksi radiasi, dan menangani sumber radioaktif. “Di Laboratorium Instrumentasi Nuklir ini, dilakukan penelitian pengembangan sistem energi nuklir, analisis keselamatan, keamanan, dan ekonomi terkait reaktor nuklir, serta melakukan penelitian di bidang kedokteran nuklir,” papar Risky.

Ditambahkan Joko Prasetyo, Pengelola Laboratorium Proteksi Radiasi yang lain bahwa pengukuran aktivitas bertujuan untuk meminimalkan dampak radiasi yang merugikan. “Paparan radiasi maksimal yang diperbolehkan bagi pekerja radiasi adalah 20 milisievert per tahun. Oleh karena itu, kalibrasi alat proteksi dan pemeriksaan kesehatan secara berkala menjadi prosedur wajib. Selain itu, pemeriksaan khusus juga dilakukan apabila ada pekerja radiasi yang diindikasikan menerima dosis berlebih. Salah satunya adalah pemeriksaan Aberasi Kromosom untuk mendeteksi adanya kerusakan pada tingkat seluler akibat paparan radiasi berlebih,” jelas Joko.

Selain itu, mahasiswa diajak mengenal secara langsung prosedur penanganan jika terjadi kontaminasi dari sumber terbuka, termasuk cara menggunakan alat pelindung diri (APD) dan tindakan evakuasi jika ambang batas radiasi terlampaui. Diskusi pun berkembang hingga ke tema pengelolaan limbah radioaktif, teknik penyimpanan sumber radiasi, serta pentingnya edukasi publik untuk mengurangi stigma negatif terhadap teknologi nuklir.

Kunjungan ini menjadi sarana pembelajaran langsung yang sangat bernilai bagi mahasiswa Polban dalam mengenal lebih dekat dunia teknologi nuklir. Mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis terkait keselamatan kerja dan pengelolaan risiko radiasi.

Poltek Nuklir sebagai institusi pendidikan vokasi di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mendorong sinergi dan kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan terbukanya ruang kerja sama ini, diharapkan akan terbangun ekosistem pembelajaran yang mampu memperkuat kapasitas sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi nuklir secara berkelanjutan. (as, sfr, frw)