Yogyakarta-Humas BRIN. Nabila Dyah Afifah, mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) dari program studi Teknokimia Nuklir berhasil meraih juara satu pada Essay Competition ASIA 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Andalas (UNAND) pada Minggu, (25/5) lalu. Dalam kompetisi dengan sub tema inovasi ramah lingkungan sebagai solusi adaptasi perubahan iklim tersebut, ia menyajikan karyanya yang berjudul ‘Inovasi Edible Film Berbasis Gelatin dan Agar dengan Pewarna Alami Kulit Buah Naga dan Iradiasi Gamma sebagai Indikator Kesegaran Makanan.’
“Saya mengikuti lomba tersebut sebagai bentuk kontribusi saya dalam menyuarakan ide dan inovasi yang bisa menjawab tantangan lingkungan sekaligus mendukung terwujudnya ekonomi hijau. Selain itu, saya juga ingin menjadikan ajang ini sebagai ruang untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, menulis ilmiah, serta menyampaikan gagasan yang berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Nabila.
Ide tersebut diangkat dari hasil penelitiannya mengenai pemanfaatan limbah kulit buah naga sebagai sumber betasianin alami. “Hal ini memiliki sifat peka terhadap perubahan pH, serta penggabungannya dengan teknologi iradiasi gamma untuk meningkatkan kestabilan dan sensitivitas edible film tersebut terhadap perubahan kualitas makanan,” jelasnya.
Edible film tidak hanya ramah lingkungan karena dapat terurai secara hayati bahkan dapat dimakan, tetapi juga mampu berfungsi sebagai indikator visual kesegaran makanan melalui perubahan warna alami yang ditimbulkan oleh betasianin. “Ini saya nilai sebagai langkah kecil namun penting dalam mengurangi limbah plastik kemasan makanan dan meningkatkan keamanan pangan konsumen,” terangnya.
Penelitian yang dilakukannya dibimbing oleh dosen Teknokimia Nuklir Fifi Nurfiana. Tujuan risetnya untuk mengembangkan film makanan menggunakan gelatin dan agar sebagai matriks biopolimer, serta ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus Polyrhizus) sebagai pewarna alami dan indikator pH. “Ekstrak ini mengandung pektin dan betasianin yang berkontribusi pada pembentukan film. Sifat ini memungkinkan film dimanfaatkan sebagai indikator kualitas makanan karena kemampuannya mendeteksi perubahan pH akibat pembusukan yang dihasilkan oleh gas dekomposisi dari mikroorganisme,” jelasnya.
Untuk meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan film, Nabila melakukan iradiasi gamma Cobalt-60 pada dosis 0, 10, 20, 30, dan 40 kGy. Karakterisasi dilakukan dengan berbagai pengujian meliputi uji pH sebagai indikator kesegaran makanan, uji degradasi tanah untuk melihat kemampuan terurai secara alami, dan uji sudut kontak untuk menilai sifat hidrofobik permukaan.
“Iradiasi terbukti meningkatkan pembentukan ikatan silang dalam matriks polimer, memperkuat sifat mekanik, serta mengurangi hidrofilisitas film. Kemampuan betasianin dalam merespons pH memberikan indikasi visual terhadap kesegaran makanan yang dikemas,” ungkapnya.
Menurutnya, inovasi tersebut berpotensi besar mendukung pengembangan kemasan cerdas (smart packaging) di Indonesia serta mendorong pemanfaatan limbah organik menjadi produk fungsional bernilai tinggi dan berkelanjutan.
“Penelitian ini berhasil mengembangkan edible film berbasis gelatin dan agar yang diperkaya dengan betasianin dari kulit buah naga merah serta diproses menggunakan iradiasi gamma. Formulasi film menunjukkan kemampuan sebagai indikator visual kesegaran makanan, terbukti melalui perubahan warna yang signifikan terhadap variasi pH baik dalam uji larutan maupun simulasi pembusukan daging ayam. Stabilitas pigmen betasianin dalam matriks film serta kepekaannya terhadap senyawa hasil dekomposisi mikroba menunjukkan bahwa film ini efektif sebagai sistem kemasan pintar,” terangnya.
Ia berharap ide tersebut bisa dikembangkan lebih jauh dan menjadi inspirasi untuk diterapkan secara nyata di industri pangan. “Saya berharap, pengalaman ini bisa memotivasi teman-teman mahasiswa lain untuk berani menuangkan ide-ide inovatifnya, mengeksplorasi potensi riset yang mereka miliki, serta aktif berkontribusi dalam isu-isu keberlanjutan lingkungan dan teknologi. Semoga langkah kecil ini bisa memberi manfaat dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik,” tutupnya. (tek, nda/ed:mn)





