Yogyakarta-Humas BRIN. Mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN semester IV dari Program Studi Elektronika Instrumentasi mendapat tugas membuat program pengaturan lalu lintas yang ada di persimpangan jalan DIY dan sekitarnya. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan mata kuliah praktikum Mikroprosesor di Poltek Nuklir.
Djiwo Harsono selaku dosen pembimbing menyampaikan, praktikum tersebut bertujuan memahami prinsip kerja sistem pengaturan lalu lintas dan mengembangkan kemampuan problem solving dalam bidang elektronika dan pemrograman. “Percobaan ini penerapan mata kuliah Praktikum Sistem Mikroprosesor yang diselenggarakan di semester empat, mahasiswa dikenalkan dengan bahasa mesin dan mikroprosesor”, ujarnya.
Ia menyebut pengaturan lampu lalu-lintas di DIY dan sekitarnya saat ini ternyata masih bisa dikendalikan dengan sistem mikroprosesor dengan processor Z80. “Pemberian tugas ke mahasiswa ini untuk mensimulasikan traffic light yang ada dengan LED yang diatur layaknya seperti di persimpangan. Program yang dibuat disesuaikan kondisi arus lalu lintas dengan pengaturan arah, waktu yang bekerja 24 jam,” jelasnya.
Ditambahkan oleh Djiwo, selain untuk mengimplementasikan matakuliah yang dipelajari sebagai kontribusi kepedulian pada kegiatan masyarakat sekitar, juga bertujuan mengembangkan keterampilan dalam pemrograman dan teknik antarmuka.
Mahasiswa melakukan survey dan pengambilan data di persimpangan jalan yang ada traffic light-nya wilayah Yogyakarta. “Saya dengan kelompok mengambil data di traffic light perempatan Pojok Beteng Kulon. Pojok Beteng Kulon adalah salah satu perempatan penting di Yogyakarta,” ujar Wisnu Fitra Rachman, salah satu mahasiswa yang memperoleh penugasan tersebut.
Menurutnya, dari pelaksanaan survey dan pengambilan data tersebut diperoleh data waktu masing-masing lampu menyala untuk setiap bagiannya. “Dari sana kita akan mengetahui nyala lampu merah berapa detik, kuning berapa detik, dan hijau berapa detik. Selain itu juga dilakukan pengamatan dari masing-masing arah,” jelasnya.
Sebagai rangkaiannya, mahasiswa juga harus mengambil data urutan nyala lampu hijau dari arah mana dan disusul dari arah mana. “Dari data yang diperoleh, mahasiswa kemudian mengolah data, menyusun program bahasa rakitan dengan software simulator Z80 untuk mengubah menjadi bahasa mesin. Program dalam bahasa mesin dimasukkan ke dalam Kit MPF-1 yang dirangkaikan dengan kit traffic light pada Port Input Output (PIO) sesuai dengan pin-pinnya, kemudian disimulasikan,” ujar Wisnu.
Penggunaan mikrokontroler Z80 dalam pengaturan lampu lalu lintas menawarkan beberapa keunggulan, termasuk keandalan yang tinggi, biaya yang relatif rendah, serta kemampuan untuk memprogram dengan fleksibilitas sesuai kebutuhan spesifik lokasi. (tek/ed:mn)