01 Oct 2025

Mahasiswa Poltek Nuklir Raih Medali Emas dalam Diponegoro Science Competition 2025

Yogyakarta – Humas BRIN. Mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN yang terdiri dari Sulthon Ikhwan Aulia Al Akbar H, Adam Saputra, dan Ardelia Izma Saputra berhasil meraih medali emas pada kegiatan Diponegoro Science Competition (DSC) 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro pada 28 Mei – 27 September 2025 lalu. Sebuah prestasi gemilang atas kemampuan Mahasiswa Poltek Nuklir di kancah kompetisi sains Indonesia.

Kompetisi tersebut bertujuan sebagai wadah bagi mahasiswa seluruh Indonesia untuk berinovasi dalam bidang sains dan teknologi, mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

“Karya kami berjudul Ketahanan Pangan: Efektivitas Iradiasi Gamma terhadap Stabilitas Mikrobiologis Wingko Babat Khas Semarang dalam Penyimpanan Suhu Ruang. Hal tersebut dilatar belakangi oleh Wingko Babat sebagai makanan tradisional khas Semarang, yang memiliki masa simpan pendek dan mudah rusak akibat pertumbuhan mikroba. Tim berinisiatif menerapkan teknologi iradiasi gamma untuk memperpanjang umur simpan tanpa menurunkan kualitas gizi dan rasa,” jelas Akbar selaku ketua tim.

Menurutnya, tim berupaya mendukung SDGs poin 2 (Zero Hunger) dan poin 12 (Responsible Consumption and Production) dengan mengurangi potensi food loss serta memperkuat daya saing produk lokal berbasis kearifan budaya Indonesia.

“Kami ingin membuktikan bahwa ilmu keteknukliran bisa hadir di tengah masyarakat secara nyata. Penelitian ini tidak hanya sebatas tentang Sains, tetapi juga menjaga warisan kuliner lokal agar tetap lestari dengan cara modern. Saya merasa bangga bisa membawa nama Poltek Nuklir ke ajang nasional,” ucapnya.

Dengan bimbingan Fifi Nurfiana, dosen program studi Teknokimia Nuklir Poltek Nuklir, mereka mengikuti kompetisi dengan semangat untuk mengintegrasikan ilmu teknologi nuklir dalam pengembangan pangan lokal.

“Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi nuklir tidak hanya terbatas pada energi dan kesehatan, tetapi juga mampu berperan penting dalam sektor pangan. Dengan mengusung tema besar Aksi Inisiatif (Inovasi, Adaptasi, Integrasi, dan Filosofi) Generasi Muda dalam Mewujudkan Masa Depan Lestari Guna Akselerasi SDGs 2030, kami bertekad memberikan solusi inovatif berbasis sains yang berpihak pada ketahanan pangan nasional,” tambah Adam.

Adam berharap, melalui kompetisi tersebut, ia akan semakin belajar banyak tentang kolaborasi riset dan pentingnya mengaitkan hasil laboratorium dengan kebutuhan masyarakat. “Tantangan terbesar kami adalah memastikan hasil penelitian tetap aplikatif bagi UMKM pangan tradisional,” imbuhnya.

Sementara itu, Ardelia menyatakan pengalaman melakukan penelitian kemudian berlanjut mengikuti kompetisi menjadi tambahan ilmu untuk membuka wawasan baru tentang teknologi nuklir dalam mendukung keberlanjutan pangan. “Saya berharap inovasi ini bisa terus dikembangkan agar masyarakat tidak takut dengan kata nuklir, karena sesungguhnya teknologi ini aman dan bermanfaat,” jelasnya. (tek, rnf/ed:mn)