11 Sep 2025

Wisuda Poltek Nuklir BRIN 2025 Hasilkan SDM Nuklir Unggul

Yogyakarta – Humas BRIN. Politeknik Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Wisuda Sarjana Terapan TA 2024/2025 di Ballroom Indraprasta, Hotel Sahid Yogyakarta, Rabu (10/9). Dalam kesempatan tersebut, Poltek Nuklir mengukuhkan 74 wisudawan dari tiga program studi yaitu Teknokimia Nuklir (28 orang), Elektronika Instrumentasi (21 orang), dan Elektromekanik (25 orang). Ipk tertinggi dengan predikat pujian diperoleh Edelweisa Aulia Syahrani dari Program Studi Elektromekanik dengan nilai 3,93.

Direktur Poltek Nuklir BRIN, Zainal Arief, menyampaikan bahwa 65 dari 74 wisudawan berhasil lulus dengan predikat cumlaude, yang tidak hanya dibekali kompetensi teknis ketenaganukliran, tetapi juga softskill, etika profesi, serta wawasan keberlanjutan. ”Poltek Nuklir menyiapkan SDM lulusan yang santun, amanah, dan ekselen, agar mampu berkontribusi nyata di dunia kerja, industri, maupun riset” ujar Zainal.

Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) BRIN, Edy Giri Rachman Putra, turut memberikan pesan kepada para wisudawan. Ia mengingatkan bahwa gelar sarjana terapan yang diperoleh juga membawa tanggung jawab moral dan sosial.

Ia menegaskan tentang pentingnya sikap adaptif, kolaboratif, serta integritas, dan etika dalam setiap langkah karier. ”Jangan berhenti belajar, teruslah memperluas pengalaman, dan jadilah alumni yang mampu membawa nama baik Poltek Nuklir serta memberi kontribusi nyata bagi bangsa,” pesannya.

Edy Giri juga menyampaikan bahwa BRIN mendukung penuh Poltek Nuklir untuk menjadi politeknik berdaya saing global. Berbagai peluang disiapkan bagi lulusan, seperti program Degree by Research S2, beasiswa BRIN-LPDP di dalam dan luar negeri, serta kesempatan berkarir dalam proyek strategis nasional, termasuk revitalisasi reaktor dan pengembangan energi nuklir menuju target net zero emission 2060.

Edelweisa Aulia Syahrani, wakil wisudawan dalam pidatonya menyebut bahwa gelar sarjana terapan bukan sekedar kebanggaan, melainkan amanah yang harus dijaga dengan tanggung jawab. Pengalaman mengerjakan tugas akhir yang penuh tantangan menjadi pelajaran berharga tentang disiplin, kerja keras, dan pentingnya kolaborasi. ”Jangan takut untuk bermimpi, teruslah belajar, karena kegagalan hanyalah jeda, bukan akhir,” pesannya.

Sementara itu, Fazlur Ansyari, alumni Poltek Nuklir lulusan tahun 2016 berbagi inspirasi mengenai dunia kerja yang semakin dinamis. Ia menegaskan bahwa ijazah saja tidak cukup untuk bersaing, melainkan dibutuhkan kemampuan problem solving, adaptasi, serta semangat pembelajaran sepanjang hayat. ”Dunia terus berubah dengan hadirnya teknologi baru seperti AI, machine learning, dan blockchain. Yang bertahan adalah mereka yang mau belajar dan beradaptasi. Kesuksesan sejati adalah ketika ilmu yang kita miliki memberi manfaat bagi orang lain,” ungkapnya

Selama masa studi, para wisudawan menorehkan berbagai prestasi nasional dan internasional. Di antaranya, Angelica Isabela Christiran dan David Irfan Jasir meraih Juara Harapan I KTI POIF XXIV Plus 2022, serta tim mahasiswa yang tampil sebagai Grand Finalist pada ajang internasional 4th International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2023. Angelica juga menambah deretan prestasi dengan Juara I Lomba KTI Indonesia Nuclear Youth Society (INYS) 2023 serta Juara III di ajang nasional energi baru terbarukan.

Prestasi lain datang dari David Irfan Jasir, Wandre Sianturi, dan Alifudin Akhsan Sulistiono yang menjuarai KTI POIF XXV Plus 2023, serta capaian membanggakan pada Kompetensi Mahasiswa Informatika Politeknik Nasional 2024 dan National Welding Competition 2024. Deretan penghargaan ini menunjukkan daya saing mahasiswa Poltek Nuklir di bidang ilmiah maupun keterampilan teknis.

Tak hanya prestasi, Poltek Nuklir juga membekali mahasiswa dengan berbagai sertifikasi industri sebagai nilai tambahan lulusan. Sertifikasi tersebut meliputi Petugas Proteksi Radiasi (PPR) di berbagai bidang, Radiografi Industri Tingkat I, Ultrasonic Testing (UT) ASNT Level 2, hingga sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum Kemenaker. Menurut Zainal, sertifikasi ini menuntut keahlian spesifik sesuai standar industri.

Sejak berdiri pada tahun 1985, Poltek Nuklir telah bertransformasi dari Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN), menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) pada tahun 2001, hingga kini menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Hingga 2025, lebih dari 2.200 alumni telah berkiprah di sektor energi, industri, kesehatan, dan riset.

Dengan jargon baru Santun, Amanah, Ekselen (SAE), Poltek Nuklir BRIN menegaskan komitmennya untuk melahirkan lulusan vokasi nuklir yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing global, sejalan dengan visi mendukung kemandirian teknologi bangsa. (frw, sfr, tek)