Yogyakarta – Humas BRIN. Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingati Dies Natalis ke-40 pada Selasa (9/9) di Auditorium Nusantara Cendekia, KSTE Acmad Baiquni BRIN Babarsari. Dengan mengangkat tema ’Integrated Learning, Industrial Impact: Kolaborasi Edukasi untuk Daya Unggul,’ Dies Natalis menjadi momentum refleksi perjalanan empat dekade Poltek Nuklir dalam mencetak SDM vokasi unggul di bidang kenukliran, sekaligus merumuskan langkah strategis menghadapi tantangan masa depan.
Direktur Poltek Nuklir BRIN, Zainal Arief menyampaikan bahwa Dies Natalis bukan sekadar perayaan ulang tahun, tetapi juga kesempatan untuk merenung, mengevaluasi, dan merancang arah pengembangan ke depan. ”Empat puluh tahun bukanlah perjalanan singkat. Poltek Nuklir yang dahulu bernama PATN/STTN telah melahirkan ribuan lulusan yang kini berkiprah di pemerintahan, BUMN, industri, pendidikan, hingga wirausaha. Momentum ini harus kita jadikan pijakan untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, riset, dan inovasi,” tegas Zainal.
Ia juga menyoroti capaian penting berupa bertambahnya jumlah profesor riset di lingkungan Poltek Nuklir. Pada 20 Agustus 2025, Imam Kambali dikukuhkan sebagai Profesor Riset BRIN bidang Teknologi Produksi Radioisotop. ”Pengukuhan ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi simbol keunggulan akademik sekaligus penguatan kapasitas SDM kita untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul,” tambah Zainal.
Dalam orasi ilmiah, Yudi Darma Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, menyampaikan bahwa tantangan pendidikan vokasi di era globalisasi tidak hanya pada kuantitas kemitraan dengan industri, tetapi juga kualitas dan keberlanjutannya. ”Dies Natalis ke-40 ini menjadi momentum untuk memastikan setiap kolaborasi memberikan dampak nyata bagi industri dan menghasilkan pembelajaran terintegrasi demi lahirnya SDM unggul,” jelas Yudi.
Ia memaparkan tantangan global yang kompleks, mulai dari perubahan iklim, krisis sumber daya alam, hingga dampak kecerdasan buatan (AI). Sementara di tingkat nasional, Indonesia masih menghadapi rendahnya partisipasi pendidikan tinggi dan defisit talenta yang diperkirakan mencapai 12 juta orang pada 2030. Di sisi lain, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB juga menurun, yang menunjukkan gejala deindustrialisasi dini. Menurutnya, hal ini menuntut pendidikan vokasi untuk menghasilkan lulusan yang benar-benar siap menghadapi transformasi industri.
Yudi menambahkan, kolaborasi pendidikan vokasi dan industri harus lebih berkualitas, tidak hanya sebatas jumlah kerja sama. Transformasi digital dan Revolusi Industri 4.0–5.0 menuntut lulusan yang tidak sekadar menguasai keterampilan teknis, tetapi juga kompetensi komunikasi, manajemen, dan inovasi. “Kita perlu memastikan pembelajaran yang terintegrasi dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan benar-benar siap menghadapi tantangan dunia kerja,” ujar Yudi.
Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat literasi sains publik dan memperluas difusi teknologi. Menurutnya, meskipun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ilmuwan cukup tinggi, adopsi hasil riset belum merata. ”Sains harus dibumikan agar leih mudah dipahami masyarakat, sehingga hasil penelitian tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata bagi pembangunan dan kesejahteraan,” tambah Yudi.
Sebagai penutup acara, Poltek Nuklir memberikan penghargaan Dosen Santun, Amanah, Ekselen (SAE) Tahun Akademik 2024/2025 kepada empat dosen berprestasi. Mereka adalah Dr. Sukarman, M.Eng dari Program Studi Elektronika Instrumentasi semester ganjil, Prof. Imam Kambali dari Program Studi Elektronika Instrumentasi semester genap, Dr. Rio Natanael Wijaya, S.Si., M.Si dari Program Studi Elektro Mekanika semester ganjil dan genap, serta Dr. Ariyani Kusuma Dewi, M.Eng dari Program Studi Teknokimia Nuklir semester ganjil dan genap. Penghargaan ini menjadi simbol apresiasi atas dedikasi dan kontribusi para dosen dalam mendidik, meneliti, dan menginspirasi mahasiswa untuk terus menjunjung nilai Santun, Amanah, dan Ekselen, sekaligus menutup rangkaian perayaan Dies Natalis ke-40 Poltek Nuklir BRIN. (frw, sfr)