02 Sep 2025

Perdalam Etika Profesi Dunia Kerja, Calon Wisudawan Poltek Nuklir Ikuti Kuliah Umum Profesional Muda yang Beretika: Menjadi Andalan di Era Kompetitif

Yogyakarta-Humas BRIN. Penelitian Harvard University, Carnegie Foundation, dan Stanford Research Center menyatakan bahwa delapan puluh lima persen kesuksesan karier seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh sikap profesional dan etika yang dijunjung tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh narasumber kuliah umum etika profesi bagi calon wisudawan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir), Indra Riswadinata, seorang Widyaiswara Ahli Muda dari Direktorat Pengembangan Kompetensi, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) BRIN pada Senin (1/9).

“Etika adalah seperangkat nilai dan prinsip moral yang mengatur perilaku dan tindakan seseorang dalam menjalankan profesi atau karier tertentu. Sedangkan profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya,” jelas Indra.

Menurutnya, menjaga etika profesi dalam sebuah profesionalisme pekerjaan memiliki beberapa manfaat yaitu membangun kepercayaan, menjaga reputasi profesi, menghindari konflik kepentingan, membangun standar kualitas serta mengembangkan hubungan professional yang baik.

“Etika Profesi menjadi landasan moral yang membantu menciptakan lingkungan kerja yang berintegritas, profesional, dan saling menghargai. Meskipun demikian, dalam dunia kerja akan muncul yang namanya tantangan,” ungkapnya.

Guna mengatasi tantangan etika profesi, menurut Indra, hal yang harus dilakukan adalah membangun reputasi baik, meningkatkan kepercayaan dan kerjasama serta mendorong cara berfikir yang positif.

“Membangun etika profesi di media sosial menjadi langkah penting dalam menjaga citra profesi di dunia digital. Profesi di era digital akan mampu beradaptasi dan menjaga etika dalam penggunaan teknologi,” terangnya.

Lebih lanjut Indra menjelaskan terkait tahapan seleksi yang secara umum dilaksanakan sebuah perusahaan. “Ada beberapa tahapan yang secara umum digunakan oleh perusahaan untuk melakukan seleksi, yaitu seleksi administrasi, psikotest, wawancara dengan bagian sumber daya, wawancara dengan pengguna/calon atasan langsung, pemeriksaan kesehatan, dan tidak kalah penting adalah tahap penawaran kerja dan orientasi,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Indra juga menguraikan secara jelas terkait prinsip dasar public speaking, tips wawancara, psikotest serta seleksi administrasi yang harus diketahui calon pelamar kerja.

Sementara itu, Sukarman Wakil Direktur Bidang Non Akademik dalam sambutannya menyampaikan, dalam dunia kerja diperlukan keseimbangan antara ilmu hardskill juga softskill. “Saat nanti kalian masuk ke dunia kerja, kemampuan hardskill juga softskill sangat diperlukan. Seseorang yang memiliki personal branding yang baik, maka akan memudahkan kalian dalam menapaki dunia kerja,” ungkapnya. (tek, ksa/ed:mn)