Yogyakarta – Humas BRIN. Mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia kembali menunjukkan prestasinya dalam bidang akademik. Tim LA PULLETAS yang beranggotakan Nikita Salshabila, Orchidtia Luna Najwa, Yusuf Putra Adhi Nugraha, dan Ichika Aura Nirwanda berhasil meraih juara dua dalam kompetisi Global HackAtom Indonesia yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDMI) bekerja sama dengan Tomsk Polytechnic University (TPU) dan Rosatom Rusia pada (17-18/7) lalu.
“Global HackAtom Indonesia merupakan ajang perlombaan pertama yang kami ikuti sebagai mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) angkatan 2024. Tentu saja kami menyambut dengan antusias, terutama karena dalam kompetisi ini merupakan kolaborasi lintas negara antara BRIN dengan TPU dan juga Rosatom Rusia serta Russian house in Indonesia,” ungkap Nikita.
Menurutnya, kolaborasi tersebut menjadi daya tarik tersendiri baginya bersama Tim LA PULLETAS untuk berpartisipasi karena membuka peluang pertukaran ilmu, inovasi, dan pengalaman riset secara internasional. “Tema yang diangkat dalam HackAtom tahun ini yaitu Nuclear technology for health and life sangat relevan dengan disiplin ilmu yang kami pelajari, yakni teknologi nuklir dan aplikasinya dalam kehidupan. Hal ini mendorong kami untuk tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga memberikan kontribusi aktif melalui konsep inovatif dalam bentuk idea concept paper,” jelasnya.
Nikita menyebut, inovasi yang ia dan tim buat adalah Pullets yang dituangkan dalam penelitian berjudul Gamma Irradiation-Induced Sterilization and Crosslinking of Rhamnolipid-Based Slow-Release Pellet Fertilizer from Used Cooking Oil. “Inovasi ini menjadi bentuk kontribusi kecil namun bermakna dalam menjawab dua persoalan besar secara sekaligus inefisiensi pemupukan dan pencemaran akibat limbah minyak jelantah serta mendorong penerapan prinsip ekonomi sirkular di sektor pertanian,” terangnya.
Ditambahkan oleh Yusuf, penelitian tersebut dilatarbelakangi penggunaan pupuk oleh petani yang kurang efisien dan efektif. “Banyak pupuk yang cepat larut sehingga terbuang sebelum sempat diserap oleh tanaman karena terbawa air hujan atau menguap ke udara. Hal ini membuat petani harus menggunakannya berulang kali yang dapat meningkatkan biaya sekaligus berdampak buruk pada lingkungan,” terangnya.
Pada saat yang sama, limbah rumah tangga seperti minyak jelantah juga menjadi permasalahan lingkungan yang belum tertangani secara optimal. Menurut European Environment Agency, lebih dari 60% pencemaran air domestik di negara berkembang berasal dari limbah rumah tangga seperti minyak jelantah. Sementara itu, WHO mencatat bahwa sekitar 485.000 kematian per tahun disebabkan oleh penyakit diare akibat air yang tercemar banyak di antaranya terjadi di negara berkembang.
“Indonesia menghasilkan sekitar 9 juta kiloliter minyak jelantah setiap tahun, namun hanya 18,5% yang berhasil didaur ulang. Sebagian besar dibuang sembarangan ke saluran air atau tanah, yang dapat mencemari lingkungan,” jelasnya.
Dibawah bimbingan dosen Poltek Nuklir, Dhita Ariyanti, tim LA PULLETAS terdorong untuk berkontribusi memberi solusi sederhana namun berdampak nyata. “Kami mencoba mengolah minyak jelantah menjadi bahan dasar pupuk melalui produksi rhamnolipid sebagai bioaktivator, lalu merancangnya dalam bentuk pupuk pelet lepas terkendali (slow-release pellet fertilizer),” ungkap Orchidtia.
Ia menjelaskan, dengan bentuk pelet yang padat dan mudah diaplikasikan, pupuk ini dirancang untuk melepaskan nutrisi secara perlahan dan bertahap sesuai kebutuhan tanaman. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.
Sementara itu Ichika selaku ketua tim LA PULLETAS mengaku mengikuti kompetisi ini menjadi pengalaman yang berharga baginya dan tim. “Melalui kompetisi ini, saya dan tim menjadi banyak belajar tentang pentingnya kekompakan, kolaborasi, dan manajemen waktu bersama. Kami berharap kedepannya, akan semakin berkembang dan berani menunjukkan eksistensi sebagai mahasiswa Poltek Nuklir dalam berbagai kompetisi lainnya,” jelasnya.
Ia meyakini apa yang telah ia dan timnya lakukan tidak hanya berhenti pada tahap gagasan, tetapi dapat terus dikembangkan dan direalisasikan dalam bentuk penelitian nyata. “Kami ingin agar Pullets tidak hanya menjadi konsep di atas kertas, melainkan dapat diwujudkan sebagai produk fungsional yang bisa dilihat, diuji, dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Besar harapan kami, inovasi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertanian berkelanjutan serta pengelolaan limbah minyak jelantah di Indonesia,” tutupnya.
Selain tim LA PULLETAS, dalam kompetisi Global HackAtom Indonesia 2025 ini Mahasiswa Poltek Nuklir yang bergabung dalam BMJ Team juga memperoleh predikat sebagai Most Favorite Team, dengan anggota Hans Marvin Bonie Passus Sembiring, Zahwa Nazilatul Huda, Subahan Okta Ramadhan dan Andrian Bayu Dwiputra. Dibawah bimbingan Imam Kambali, mereka mempresentasikan penelitian tentang Utilization of F-18 FDG Radiopharmaceutical for Detection of Inflammation in Body Organs Through In Vitro And In Vivo Tests On Tracer Kinetics and Stability. (tek, kf/ed:mn)