Yogyakarta – Humas BRIN. Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir), institusi vokasi di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kembali mengukuhkan komitmennya dalam mencetak tenaga kerja unggul melalui pelatihan Ultrasonic Testing (UT) Level 2 ASNT. Pelatihan ini berlangsung selama 10 hari, mulai tanggal 6 s.d 15 Januari 2025 dan dilanjutkan Ujian Sertifikasi pada tanggal 16 s.d 17 Januari 2024, Pelatihan ini diikuti oleh 31 mahasiswa dari berbagai jurusan seperti Elektromekanika, Elektronika Instrumentasi, dan Teknik Kimia Nuklir.
Program ini dirancang untuk mahasiswa tingkat akhir, khususnya mereka yang akan lulus tahun 2025. Pelatihan ini bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan non-destructive testing (NDT) menggunakan teknologi ultrasonik. Dengan sertifikasi UT Level 2 ASNT yang diakui secara internasional, lulusan Poltek Nuklir diproyeksikan memiliki daya saing tinggi di pasar kerja, baik nasional maupun global.
Menjawab Kebutuhan Industri melalui Kompetensi SDM
Menurut Slamet Wiyuniati, Kepala UPT Pengembangan Karir dan Karakter Poltek Nuklir, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya institusi untuk meningkatkan kualitas SDM lulusannya, melengkapi sertifikasi kompetensi yang wajib yaitu sebagai seorang Petugas Proteksi Radiasi (PPR) “Harapannya, mahasiswa yang lulus pelatihan ini bisa langsung diterima di dunia kerja karena kompetensi mereka sudah terbukti melalui sertifikasi ini,” ujarnya. Industri semakin mempercayai lulusan Poltek Nuklir karena memiliki keahlian khusus seperti UT ini, tambahnya.
Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan peluang kerja mahasiswa, tetapi juga mengangkat reputasi Poltek Nuklir sebagai institusi vokasi unggulan di bidang teknologi nuklir. Wiyuniati menambahkan bahwa program ini merupakan investasi penting bagi mahasiswa, mengingat biaya pelatihan di luar institusi dapat mencapai Rp. 8 juta, sementara di Poltek Nuklir hanya memerlukan sekitar Rp 2,8 juta, termasuk biaya sertifikasi.
Kurikulum Berbasis Industri dengan Pengajar Profesional
Materi yang diajarkan dalam pelatihan UT Level 2 meliputi teori dasar seperti prinsip akustik, metode pengujian ultrasonik, kalibrasi peralatan, hingga evaluasi hasil inspeksi. Tidak hanya teori, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman langsung melalui sesi praktikum yang dirancang untuk membekali mereka dengan keterampilan teknis yang aplikatif.
“Selama pelatihan, mahasiswa dilatih untuk menggunakan peralatan terkini dan memecahkan masalah nyata yang sering dihadapi di industri,” jelas Tasih Mulyono, salah satu pengarah pelatihan. Para pengajar adalah tenaga ahli yang telah tersertifikasi di bidangnya, termasuk Sujarna, pakar UT Level 3 yang menjadi penguji akhir sekaligus pemberi sertifikasi.
Pelatihan ini juga mengikuti standar internasional ASNT (American Society for Nondestructive Testing), yang menjamin pengakuan global terhadap sertifikat yang diperoleh mahasiswa. “Dengan sertifikasi ini, mahasiswa tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga diakui oleh industri di seluruh dunia,” tambah Tasih.
Antusiasme Mahasiswa Tinggi, Peserta Membludak
Pelatihan ini diselenggarakan setiap tahun, namun tahun ini Poltek Nuklir memutuskan untuk menambah frekuensi pelatihan menjadi dua kali karena tingginya minat mahasiswa. Selain pelatihan di bulan Januari, sesi berikutnya direncanakan pada bulan Juni 2025.
“Awalnya, pelatihan ini dirancang untuk mahasiswa Elektromekanika yang kurikulumnya mendukung bidang uji tak rusak seperti UT. Namun, karena animo yang besar, kami memperluas kesempatan bagi mahasiswa dari jurusan lain seperti Elektronika Instrumentasi dan Teknokimia Nuklir,” ujar Wiyuniati.
Program ini juga menjadi magnet bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan prospek karier mereka. Pelatihan ini mampu memberikan rasa percaya diri untuk bersaing di pasar kerja bagi lulusan Poltek Nuklir. Dengan sertifikasi ini, lulusan Poltek Nuklir lebih siap untuk masuk ke industri. Apalagi, banyak perusahaan besar mencari tenaga ahli di bidang UT.
Sertifikasi yang Menjadi Nilai Tambah di Dunia Kerja
Sertifikasi UT Level 2 ASNT yang diperoleh melalui pelatihan ini memiliki validitas internasional. Hal ini menjadi nilai tambah bagi lulusan Poltek Nuklir yang ingin bekerja di industri yang membutuhkan keahlian NDT, seperti energi, konstruksi, dan manufaktur.
“Lulusan kami biasanya diterima di industri kurang dari dua bulan setelah kelulusan, terutama mereka yang memiliki sertifikasi seperti UT ini. Ini menunjukkan bahwa kompetensi mereka sangat dihargai oleh dunia kerja,” ungkap Wiyuniati.
Salah satu keunggulan lain dari pelatihan ini adalah biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan penyelenggara eksternal. “Jika mahasiswa mengikuti pelatihan serupa di luar kampus, mereka harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 8 juta. Di sini, dengan Rp2,8 juta, mereka sudah mendapatkan pelatihan berkualitas dan sertifikasi internasional,” kata Tasih.
Keunggulan Poltek Nuklir sebagai Pilihan Pendidikan Vokasi
Poltek Nuklir terus membuktikan dirinya sebagai pilihan utama bagi calon mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan vokasi berkualitas. Dengan fokus pada teknologi nuklir dan sertifikasi berbasis industri, institusi ini menawarkan keunggulan yang sulit ditandingi oleh perguruan tinggi lain.
“Lulusan Poltek Nuklir tidak hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga sertifikasi yang diakui secara global. Hal ini membuka peluang mereka untuk bekerja di berbagai sektor industri dengan gaji yang kompetitif,” ujar Tasih. Bahkan, beberapa perusahaan besar sudah langsung merekrut lulusan Poltek Nuklir tanpa melalui proses panjang, karena reputasi mereka yang sudah teruji.
Harapan dan Masa Depan Lulusan Poltek Nuklir
Dengan program seperti pelatihan UT Level 2 ini, Poltek Nuklir berharap dapat terus mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di era global. “Kami ingin lulusan Poltek Nuklir menjadi pilihan utama bagi perusahaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Harapan kami, pelatihan ini bisa menjadi langkah awal untuk mewujudkan visi tersebut,” ujar Wiyuniati.
Poltek Nuklir juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program pelatihan dan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, lulusan Poltek Nuklir tidak hanya siap untuk dunia kerja tetapi juga mampu menjadi inovator di bidang teknologi nuklir. (frw. Ft:dk,kf)