Yogyakarta – Humas BRIN. Dua Mahasiswa Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN menjadi delegasi dari Indonesia pada International Summer School of Radiochemistry (ISSR) edisi ke-8 di M.V Lomonosov Moscow State University, Moskow, Rusia pada 22-31 Juli 2024 lalu. Mereka adalalah Renaldy Bernardo Saragih dan Ridho yang merupakan mahasiswa program studi Teknokimia Nuklir angkatan tahun 2021.
“Ini menjadi sekolah penting bagi mahasiswa Poltek Nuklir, karena teknologi dan teknik pengolahan limbah radioaktif canggih di negara maju seperti Rusia dapat diaplikasikan untuk kemajuan dan efesiensi pengolahan limbah nuklir di Indonesia. Saat ini Indonesia memang belum mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), namun peningkatan kompetensi dan pengetahuan bagi lulusan Poltek Nuklir sebagai SDM Nuklir Indonesia di masa depan harus diperkuat,” ungkap Reynaldi.
Renaldy yang biasa disapa Rey ini menyampaikan bahwa Summer School kali ini membawa perubahan pandangan terkait teknik pengolahan limbah radioaktif dari aspek kimia dan fisika. “Saya beruntung bisa mengikuti ISSR kali ini, karena memiliki dampak penting dan positif. Banyak teknologi pengolahan limbah radioaktif milik Rusia yang sudah sangat maju serta mengandalkan komputasi tingkat tinggi. Saya bertekad bisa mengaplikasikannya di Indonesia,” harapnya.
Menurutnya, disamping keilmuan dan keahlian yang didapat, kegiatan tersebut dapat membangun relasi antar negara untuk bertukar informasi dan keilmuan antar seluruh pakar di bidang limbah radioaktif. “Membangun jaringan antar negara juga dapat meningkatkan dan mempermudah kemajuan teknologi nuklir,” ujar Rey.
Dari aspek substansi dan metode pembelajaran menurutnya dikemas oleh para pemateri dari pendekatan teknologi yang dipakai oleh badan tenaga atom ROSATOM Rusia dan pendekatan standar yang diatur oleh badan atom internasional (IAEA) bersama seluruh pakar yang disesuaikan dengan setiap bahasan materi.
Selain itu, pada sekolah ISSR tersebut seluruh delegasi juga diberi kesempatan untuk merasakan sensasi melakukan praktikum pengolahan limbah radioaktif di laboratorium Moscow State University. “Pada akhir kegiatan, juga dilakukan ujian akhir untuk menguji pemahaman delegasi dari aspek kimia dan fisika kenukliran. Saya berharap Mahasiswa Poltek Nuklir bisa terus mengikuti Summer school sehingga menjadi perguruan tinggi Kenukliran Indonesia yang GO International,” tutup Rey.
Sementara itu, Ridho menyampaikan kesannya dalam keikutsertaan di ajang tersebut. “Pengalaman yang berharga bagi saya, karena bisa berkunjung dan mengikuti pendidikan di Rusia melalui program ISSR. Terima kasih kepada Poltek Nuklir-BRIN yang telah mendukung sehingga impian ini menjadi kenyataan,” ungkapnya.
Senada dengan Rey, Ridho juga menegaskan bahwa tema ‘Radioactive Waste Management: Technology, Practice, Scientific Approach’ dengan fokus pada pengolahan limbah radioaktif dan teknik penyimpanan limbah radioaktif pada level tinggi untuk keperluan operasional baik itu reaktor nuklir daya maupun reaktor jenis riset tersebut memberikan kesan, pengalaman, dan pengetahuan yang mendalam baginya.
“Banyak materi yang diajarkan pada ISSR. Semuanya sangat bagus untuk dipelajari, namun ada bagian dari pemaparan materi yang sangat berkesan, yakni segala bentuk pembaharuan, pengembangan, dan pengaplikasian pengolahan limbah radioaktif,” jelasnya.
Menurutnya, cuplikan pengetahuan tentang penggunaan komputer yang disusun sedemikian rupa, mampu memberikan rekomendasi-rekomendasi dalam pemilihan senyawa pada radioactive waste treatment. “Rusia menjadi salah satu negara pelopor besar dari banyak perkembangan ilmu kenukliran. Menjadi kebahagiaan bagi saya bisa berdiskusi dengan para pelajar dan pengajar Internasional dalam memberikan ilmu yang terdepan dalam tema yg dibahas,” terangnya.
ISSR secara komprehensif membahas bagaimana penanganan pada tahap pengolahan dan penyimpanan limbah radioaktif di 4 (empat) golongan limbah yaitu limbah waktu jangka pendek (SLLW), limbah tingkat rendah (LLW), limbah tingkat menengah (ILW), hingga limbah tingkat tinggi (HLW).
Kegiatan ISSR seluruhnya disponsori oleh ROSATOM dengan diikuti 23 delegasi dari 10 negara. Dalam kesempatan tersebut, Indonesia mendelegasikan 2 wakil yang keduanya berasal dari Poltek Nuklir. Selain Indonesia, beberapa negara lain yang mengikuti kegiatan antara lain adalah Mesir, Yunani, India, Belarusia, dan negara lainnya. (tek,rey/ed:mn)