(Yogyakarta, 12/1/23). Rangkaian kegiatan Expert Mission Program & Workshop dimulai hari Rabu, 11 Januari 2023, yang mana pada tanggal 11-13 Januari 2023 dilangsungkan kegiatan, “Consulting to treat textile wastewater on the radiation fusion technology at Pekalongan City in Indonesia,” dengan menghadirkan para ahli (expert) dari Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI). Dilanjutkan pada tanggal 16-18 Januari 2023 dilaksanakan seminar dan diskusi intensif, dan diakhiri dengan presentasi mengenai action plan dari program ini.
Expert Mission Program & Workshop merupakan media konsultasi teknis yang melibatkan hampir 70 peserta, meliputi unsur lembaga/perangkat organisasi di Pemerintah Kota Pekalongan, Akademisi, dan pelaku industri batik. Kegiatan merupakan salah satu bentuk kerja sama antara BRIN (Poltek Nuklir) dan Pemerintah Kota Pekalongan yang telah disepakati untuk dituangkan dalam Nota Kesepakatan Sinergi.
Dalam sambutannya Direktur Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir), Zainal Arief menyampaikan rasa syukur dan terimakasih sudah diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Pekalongan dalam hal teknologi untuk mengatasi permasalahan lingkungan. “Alhamdulillah, dalam hal ini sebagai ikhtiar untuk pengelolaan lingkungan menggunakan teknik radiasi, dengan menggandeng ahli dari KAERI. Proses untuk penanganan limbah sangat penting sehingga dengan senang hati Poltek Nuklir dalam hal pemanfaatan teknologinya akan bekerja maksimal untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “
Dukungan juga diberikan oleh Plt. Deputi SDM Iptek BRIN (Prof. Edy Giri Rachman Putra, Ph.D) dalam sambutannya. “Pekalongan sebagai The World City of Batik mewariskan batik sebagai warisan budaya dari leluhur. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana generasi berikutnya akan mewariskan tidak hanya batiknya tetapi juga lingkungan. Unesco selalu mendengungkan SDGs (Sustainable Development Goals), pembangunan dengan tetap memperhatikan lingkungan. Semoga dengan workshop selama 3 hari ini dapat memberikan masukan (insight) untuk Bapak Ibu khususnya akademisi di Kota Pekalongan, dengan harapan tidak hanya dapat melestarikan budaya batik jugamelestarikan lingkungannya.”
Sedangkan Walikota Pekalongan (H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, SE) sebelum membuka acara menyampaikan kondisi Kota Pekalongan pada saat ini. “Belum menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi limbah. Ada beberapa permasalah komplek untuk memecahkan masalah limbah, butuh peran pemerintah, akademisi, dan juga pengusaha. Alhamdulillah ada Poltek Nuklir, ada KAERI dan mudah-mudahan menjadi pendukung untuk mangatasi hal ini.” Achmad Afzan juga menegaskan,”Butuh komitmen dan kerja sama, perlu kerja sama pemerintah dan industri. Penanganan limbah di sungai juga memerlukan sinergi dengan Kabupaten Pekalongan dimana hulu sungai berada, sedangkan Kota Pekalongan di bagian hilir sungai. Kondisi antara Kabupaten dan Kota Pekalongan jumlah pengrajin batik hampir sama. Masalahnya yang muncul tidak hanya limbah yang berasal dari batik, tetapi limbah dari usaha sablon dan jeans yang mendominasi pencemaran itu sendiri.
Achmad Afzan juga menambahkan bahwa 70 % sektor ekonomi Kota Pekalongan dari batik. Penanganan limbah batik memerlukan partisipasi aktif dan konsistensi. Kesadaran perlu juga ditingkatkan dari perajinnya untuk memanfaatkan IPAL dimasing-masing perajin besar, termasuk IPAL komunal untuk industri rumah tangga. Walikota Pekalongan tersebut menutup sambutan dengan harapan,”Mudah-mudahan dengan teknologi nuklir dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah limbah terutama di Kota Pekalongan. Harapan ini semoga terwujud sebagaimana tema hari batik tahun lalu, “lestari batikku terlindungi alamku.”
(rtm/tek, edited Mumun)