(Yogyakarta, 1/11/22). Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) BRIN terus mendorong keterlibatan mahasiswa dalam temu ilmiah International guna meningkatkan daya saing dan kompetisi global. Dika Bhakti Praja, mahasiswa Program Studi Teknokimia Nuklir 2021 berhasil menjadi salah satu presenter dalam acara ‘The 5th ISOC (International Seminar on Chemistry), Chemistry Contribution Toward Sustainable Development Goals’ yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada 13-14/10 lalu.
Dalam kesempatan tersebut Dika mempresentasikan penelitiannya mengenai pembuatan membran untuk aplikasi fuel cells dengan judul Improvement of Chitosan-Based Membrane Performance with Modified Fly Ash Filler Combinations for Cell Application. “Salah satu komponen sel bahan bakar yang penting untuk menghasilkan energi adalah membran, karena berperan untuk menahan metanol dan sebagai tempat mobilitas proton,” jelas Dika dalam presentasinya.
Tujuan penelitiannya adalah untuk meningkatkan kinerja membran berbasis limbah udang dan limbah produksi PLTU Paiton. Ia memanfaatkan biopolimer khitosan sebagai matriks membran dan abu layang termodifikasi sebagai filler anorganik. “Sifat khitosan yang hidrofilik dan abu layang yang hidrofobik diharapkan dapat menahan air dan metanol pada suhu tinggi,” ungkapnya.
Pada penelitian ini ia melakukan sintesis dan karakterisasi membran komposit khitosan/abu layang termodifikasi dengan variasi abu layang termodifikasi.
Dika mengaku senang dan bangga dapat membawa nama Poltek Nuklir ke dalam kegiatan International Seminar on Chemistry ke-5. “Senang tentunya bisa bertemu dengan orang-orang hebat yang memaparkan penelitian ilmiahnya dan wawasan terkait bidang kimia akan semakin bertambah luas,” ungkapnya.
Dika berharap setelah mengikuti kegiatan tersebut dirinya semakin mampu menggali lebih dalam terkait pengetahuan di bidang kimia.
Dhita Ariyanti selaku pembimbing menyatakan bangga atas hasil yang dicapai Dika. “Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen tidak hanya dalam pelaksanaan Tugas Akhir. Mahasiswa angkatan 1, 2, dan 3 pun dituntut memiliki andil besar dalam pelaksanaan hilirisasi riset, yang tidak hanya berakhir sebagai laporan penelitian,” jelasnya.
Lebih jauh, hasil riset skala laboratorium ke depannya harus dipublikasi dalam bentuk jurnal, prosiding, dan HKI. “Harapan terbesar bagi mahasiswa dan civitas akademika poltek nuklir sebagai bagian dari pendidikan vokasi adalah adanya implementasi riset berskala industri, seperti pilot plant yang dibangun sebagai bentuk teaching industry,” ungkap Dhita.
Ia berharap akan semakin banyak Mahasiswa Poltek Nuklir yang mampu mengikuti kegiatan di kancah Internasional. (Tek,Da/Ed:Mn)